Powered By Blogger

Jumat, 26 Desember 2014

kuljar 3

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KULTUR JARINGAN

 

DISUSUN OLEH

Nama               : Sigit Wibowo
NIM                : 13/15809/BP
Kelas               : SPKS-H
Jurusan            : Budidaya Pertanian
Kelompok       : VII
Acara   III        : Pembuatan Media MS
Co.Ass                        : Irpan Hariyanto



FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
       I.            ACARA  III                                       : Pembuatan Media MS
    II.            TANGGAL                                       : 28 Agustus 2014
 III.            TUJUAN                                           :
1.      Pengenalan prosedur pembuatan media MS sampai siap pakai.
2.      Mampu melakukan pekerjaan pembuatan media MS dari larutan stok yang telah dibuat.
 IV.            TINJAUAN PUSTAKA
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali (Sany, 2007).
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf (Anonim, 2008).
Sebelum membuat media, terlebih dahulu dilakukan pembuatan larutan stok. Larutan stok dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan bahan-bahan kimia khususnya yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu sering menimbang karena hal ini kurang praktis. Larutan stok disimpan di dalam lemari pendingin agar tidak mudah rusak dan mencegah terdegradasinya bahan-bahan kimia oleh mikroba penyebab kontaminasi. Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cennat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan di lemari es, dan larutan stok yang terkontaminasi tidak boleh digunakan lagi (Hendaryono dan Wijayani, 2002). 
Hormon adalah bahan organik yang disintesa pada jaringan tanaman. Hormon diperlukan dalam konsentrasi rendah untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Banyak molekul sintetis organik yang telah dikenal memiliki aktivitas serupa hormon. Senyawa sintetis dan hormon yang secara alami ada, dikenal dengan sebutan zat pengatur tumbuh (Heddy, 1991). 
Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang digunakan pada media disimpan dalam gelap pada refrigerator sebagai larutan stok. Sedikit volume (misalnya 50 mL) larutan stok mengandung 1 mg mL-1 ZPT dapat disimpan untuk beberapa lama. Kestabilan zpt bervariasi: kinetin dan IAA tidak stabil pada kondisi cahaya, sehingga biasanya disimpan pada botol berwarna gelap. Juga, IAA kehilangan aktivitasnya pada larutan aqueous sehingga larutan stok IAA sebaiknya tidak disimpan dalam jangka waktu yang lama (Gunawan ,2001).
Auxin (IAA) dalam budidaya jaringan berperan dalam mempengaruhi perkembangan dan pembesaran sel, sehingga tekanan dinding sel terhadap protoplasma berkurang, hal ini mengakibatkan protoplast dapat mengabsorbsi air di sekitar sel, sehingga sel menjadi panjang terutama sel-sel di bagian maristem. Di sisi lain NAA dapat juga mendorong terbentuknya sejumlah sel yang cukup banyak tetapi tidak membelah, kumpulan dari sel ini yang disebut kalus. Kalus terbentuk karena terjadinya penumpukan sel-sel yang mengembang akibat dari masuknya air, unsur hara dan ZPT ke dalam sel, semua bahan tersebut tidak dapat disebarkan ke seluruh tubuh tanaman seperti akar, batang, dan daun, sehingga berkumpul di satu titik (Mariska dan Purnamaningsih, 2001)



    V.            ALAT & BAHAN
a.       Alat
1.      Gelas ukur
2.      Spuit
3.      Stick pH
4.      Botol kultur
5.      Erlenmeyer
6.      Gelas piala 1 L atau 2 L
7.      Pengaduk kaca
8.      Neraca digital
9.      Kertas kalkir
10.  Petridish


















           
 VI.            CARA KERJA
1.    Menyiapkan gelas piala yang diisi dengan aquades secukupnya sebagai pelarut (volume akhir tidak melebihi volume yang dikehendaki),
2.    Setelah itu diletakkan di atas hot plate magnetic stirrer, kemudian stirrer dihidupkan.
3.      Disiapkan stok-stok dan zat pengatur tumbuh. Masing-masing stok unsur hara diambil sesuai volume yang tertera pada massing-masing botol stok (disesuaikan dengan volume media yang akan dibuat), dimasukkan ke dalam gelas piala sesuai dengan urutannya.
4.     pH diukur hingga mencapai 5,7-5,8, bila terlalu asam dapat ditambahkan NaOH, dan bila terlalu basa ditambahkan HCl.
5.     Aquades ditambahkan sampai volume yang dikehendaki, kemudian ditambahkan agar dan pemanas pada hot plate magnetic stirrer dinyalakan, tunggu sampai larutan masak dan homogen.
6.     Botol-botol sebagai tempat media disiapkan. Media yang telah masak dituang ke dalam botol-botol media, kemudian tutup dengan menggunakan tutup plasstik atau alumunium foil.
7.    Media disterilkan dengan autoklaf dengan suhu 1200 C dan tekanan 1 atm selama 20-25 menit. Media tanam siap digunakan. 












VII.            HASIL PENGAMATAN

1.      Tambahkan aquadest sampai volume 1 liter

2.      Pengukuran pH larutan

3.      Tambahkan agar 12 gram stelah mendidik dan aduk selama 60 menit





VIII.            PEMBAHASAN
Pembuatan media MS dengan larutan stok dilakukan dengan pengenceran. Untuk itu perlu diketahui kebutuhan volume larutan stok. Langkah petama siapkan larutan aquades sebanyak 300 ml pada labu takar 1 liter. Kemudian tambahkan larutan stok sesuai pengenceran. Stok A sebanyak 20 ml, Stok B sebanyak 20 ml, Stok C sebanyak 10 ml, Stok D sebanyak 10 ml, Stok E sebanyak 5 ml, Stok F1 sebanyak 5 ml, Stok F2 sebanyak 1 ml, vitamin sebanyak 1 ml, dan Myo Inositol 10 ml. saat penambahan larutan aduk sampai penambahan larutan selesai agar pada larutan tidak ada endapan.
Setelah penambahan larutan stok tambah gula sebanyak 30 gram sambil mengaduk dan tambahkan aquades sampai larutan mencapai 1 liter. Setelah penambahan dan larutan rata ukur pH larutan, jika mencapai pH 5,6-5,8 maka larutan sudah siap untuk digunakan. Langkah selanjutnya adalah pemanasan latrutan tersebut sampai mendidih.
Masukkan 12 gram agar kedalamnnya saat mendidih dan aduk selam 60 menit sampai larutan berubah warna menjadih bening atau jernih. Tunggu sampai larutan agak dingin kemudian ambil larutan tersebut dengan memegang kain. Setelah itu masukkan larutan pada botol kultur yang telah di sterilkan pada tekanan 1,5 atm sebanyak 15 ml/wadah. Botol kultur ditutup rapan dengan penutup yang telah disediakan dengan penutup botol kultur yang telah dibersihkan dan dikeringkan untuk menjaga agar tidak dimasuki oleh mikroorganisme. Botol- botol yang telah diisi dan ditutup rapat diletakkan pada bak penampung dan di susun secara rata.  Kemudia bak tersebut disimpan pada tempat yang telah disterilkan. Penyimpanan bertujuan untuk membuat media tanam siap untuk menjadi media tanam. Media yang dibuat mampunya kadar hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh calon tanaman kultul.



 IX.            KESIMPULAN
Dari acara praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.      Pembersihan alat bertujuan agar alat yang digunakan terjaga kebersihannya.
2.      Botol berisi larutan ditutup agar tidak terkena udara luar.
3.      Larutan stok bertujuan untuk membuat media memiki zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman saat digunakan sebagai media kultur.
4.      Pemanasan yang dilakukan agar larutan tercampur merata.
5.      pH yang dibutukan untuk larutan stok 5,6- 5,8.





















DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2014. Buku Petunjuk praktikum kultur jaringan Pertanian.
Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta
George, E. T and P. O. Sherington. 1984. Plant Popagation by Tissue Culture Handbook                     And Directory Comercil Collaboration. Exogetis Ltd, England.Hendaryono dan Ir Ari Wijayani, 2007. Teknik Kultur Jaringan.Marlin, dkk. 2012. Penuntun Praktikum          Kultur Jaringan. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Nugroho, A dan H. Sugianto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tehnik Kultur Jaringan.   Penebar Swadaya, Jakarta.
Wattimena, G. A. 1992. Bioteknologi Tanaman. IPB, Bogor.










     Mengetahui,
           Co.Ass




( Irpan Hariyanto)
                                Yogyakarta,  14 September 2014
                                   Pratikan




                                      ( Sigit Wibowo )


kuljar 2

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KULTUR JARINGAN

 

DISUSUN OLEH

Nama               : Sigit Wibowo
NIM                : 13/15809/BP
Kelas               : SPKS-H
Jurusan            : Budidaya Pertanian
Kelompok       : VII
Acara   II         : Pembuatan Larutan Stok Media MS
Co.Ass                        : Irpan Hariyanto



FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
       I.            ACARA  II                                        :.Pembuatan larutan stok media Ms
    II.            TANGGAL                                       :28 Agustus 2014
 III.            TUJUAN                                           :
1.      Pengenalan prosedur pembuatan larutan stok media
2.      Mampu melakukan pekerjaan pembuatan stok media didalam laboratorium kultur jaringan.
 IV.            TINJAUAN PUSTAKA
Kultur jaringan merupakan suatu rangkaian prosedur untuk memelihara dan menumbuhkan sel tanaman (dapat berupa kalus, sel, protoplas) dan organ (batang, akar, embrio) secara aseptik. Aseptik disini berarti bebas dari kontaminasi mikroba.
Tujuan utama kultur jaringan tanaman yaitu untuk perbanyakan bagian tanaman. Perbanyakan dapat dilakukan dengan cara merangsang pertumbuhan tunas cabang dan percabangan aksiler atau merangsang terbentuknya tunas pucuk tanaman secara adventif, baik secara langsung maupun kalus terlebih dahulu. Bagian-bagian tanaman dapat tumbuh secara optimal apabila menggunakan media tepat yang digunakan untuk pemenuhan nutrisi tanaman. Media yang digunakan harus mengandung mineral, gula, vitamin dan hormon dengan perbandingan yang dibutuhkan secara tepat. Media perlu ditambahkan agar untuk mendapatkan media semi padat yang fungsinya untuk meletakkan atau membenamkan jaringan tanaman (Wetherell, 1976).
Menurut Prakash et al. (2004), pertumbuhan tanaman in vitro sebagian besar dipengaruhi oleh komposisi media kultur. Komponen media yang utama dalam kultur jaringan tanaman yaitu garam, mineral dan gula sebagai sumber karbon dan air. Komponen lain merupakan tambahan organik, pengatur pertumbuhan, gell agar. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur jaringan antara lain Murashige dan Skoog (MS), Linsmaier dan Skoog (LS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dan lain-lain. Meskipun beberapa jumlah komposisi dirubah untuk langkah-langkah kultur jaringan dan spesies tanaman berbeda, media MS (Murashige dan Skoog, 1962) dan LS (Linsmaier dan Skoog, 1965) paling banyak digunakan dalam kultur jaringan tanaman.
Setiap unsur yang terkandung dalam media mempunyai fungsi bagi metabolisme tanaman atau proses kultur jaringan. Media yang digunakan untuk kultur sel dalam bentuk larutan nutrisi, padat dan cair. Media MS sebagai media fundamental yang mengandung nutrisi makro anorganik, nutrisi mikro anorganik, nutrisi Fe, vitamin, organik dan zat pengatur pertumbuhan tanaman (phytohormon).






















    V.            ALAT & BAHAN
a.       Alat
1.      Erlenmeyer 1000 ml, 250 ml dan 100 ml.
2.      Labu takar 1 liter
3.      Labu takar 100 ml.
4.      Pengaduk kaca
5.      Kompor
6.      Neraca digital
7.      Kertas kaltir
8.      Sendok tanduk
9.      Gelas ukur 1000 ml, 500 ml dan 100 ml
b.      Bahan
1.      Garam –garam anorganik seperti tersebut doibawah ini
2.      Zat epngatur tumbuh
3.      Aquadesh















           
 VI.            CARA KERJA
·         Pembuatan Larutan Stok A, 100 ml konsentrasi 50 kali
1.      Menimbang pesenyawaan NH4NO3 sebanyak 8.35 g
2.      Memasukan bahan yang telah ditimbang tersebut ke dalam gelas piala bersih yang telah berisi aquades atau air bebas ion kurang lebih 70 ml. selanjutnya melakukan pengadukan hingga larut merata, jika berhasil larutan berwarna bening
3.      Memindahkan larutan tersebut ke daam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan aquades . Kemudian di dalm labu takar dilakukan penambahan air hingga volumenya tepat 100 ml
4.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan menutupny denan rapat dan memberi label “A”. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam ruang pendingin
5.      Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat
·         Pembuatan Larutan Stok B, 100 ml konsentrasi 50 kali
1.      Menimbang persenyawaan KNO3 sebanyak 9.5 g
2.      Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang telah dibilas dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil maa arutan berwarna bening
3.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml
4.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan menutupnya dengan rapat dan memberi label “A”. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam ruang pendingin
5.      Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
·         Pembuatan Larutan Stok C, 100 ml konsentrasi 50 kali
1.      Menimbang persenyawaan CaCl2 sebanyak 9,5 g
2.      Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang telah dibilas dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil ma arutan berwarna bening
3.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml
4.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan menutupnya dengan rapat dan memberi label “C”. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam ruang pendingin
5.      Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
·         Pembuatan Larutan Stok D, 100 ml konsentrasi 50 kali
1.      Menimbang persenyawaan MgSO4 sebanyak 0,33 g dan persenyawaan KH2PO4 sebanyak 1,7 g
2.      Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang terpisah dan telah dibilas dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil maka larutan berwarna bening
3.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml
4.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan menutupnya dengan rapat dan memberi label “D”. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam ruang pendingin
5.      Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
·         Pembuatan Larutan Stok E, 100 ml konsentrasi 200 kali
1.      Menimbang persenyawaan FeSO4.7H2O sebanyak 0,557 g dan persenyawaan Na2.EDTA  sebanyak 0,745 g
2.      Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang terpisah dan telah dibilas dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil maka larutan berwarna bening
3.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml
4.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan menutupnya dengan rapat dan memberi label “E”. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam ruang pendingin
5.     Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
·         Pembuatan Larutan Stok F, 100 ml konsentrasi 200 kali
1.      Menimbang persenyawaan unsure hara mikro dengan menggunakan timbangan :
NO
BAHAN KIMIA
JUMLAH YANG DIBUTUHKAN
1
MnSO4.7H2O
338 mg
2
ZnSO4.7H2O
7400 mg
3
H3BO3
124 mg
4
KI
16,6 mg
5
Na2MoO4.2H2O
5,0 mg
6
CoCl2.6H2O
0,05 mg
7
CuSO4.5H2O
0,05 mg
2.      Memasukan bahan yang telah ditimbang ke dalam gelas piala yang terpisah dan telah dibilas dengan aquades. Mengaduk bahan tersebut sampai larut, jika berhasil maka larutan berwarna bening
3.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu takar 100 ml yang telah dibilas dengan menggunakan aquades. Kemudian menambahkan aquades hingga volume tepat 100 ml
4.      Memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer bertutup dengan ukuran 150 ml dan menutupnya dengan rapat dan memberi label “F”. selanjutnya menyimpan larutan stok ke dalam ruang pendingin
5.      Membersihkan alat-alat yang telah digunakan dengan menggunakan aquades d an menyimpan alat-alat tersebut ke dalam ruang penyimpanan alat.
·         Larutan stok G, 100 ml kepekatan 100 kali
1.      Menimbang 0,1 g myo inositol, Kemudian memasukkan semua bahan ke dalam labu takar 100 ml, yang telah berisi aquades kurang lebih 25 ml. Labu takar selanjutnya dikocok hingga semua bahan larut merat, kemudian volume labu ukur ditatapkan menjadi 100 ml dengan menambahkan aquades. Selanjutnya memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer 150 ml dan menutup rapat dan menyimpan pada lemari pendingin.
·         Vitamin dan zat pengatur tumbuh
1.      Menimbang bahan-bahan berikut :
a)      Thiamine HCl        : 10 mg
b)      Nicotinic Acid      : 50 mg
c)      Pyridoxine HCl     : 50 mg
d)     Glycine                  : 200 mg
      2.      Kemudian memasukkan semua bahan ke dalam labu takar 100 ml, yang telah berisi aquades kurang lebih 25 ml. Labu takar selanjutnya dikocok hingga semua bahan larut merat, kemudian volume labu ukur ditatapkan menjadi 100 ml dengan menambahkan aquades. Selanjutnya memindahkan larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer 150 ml dan menutup rapat dan menyimpan pada lemari pendingin.

VII.            HASIL PENGAMATAN

Stok
Bahan  kimia
Kons. Per liter
Berat persenyawaan (mg)
Kepekatan larutan stok
Vol. Pemipetan Stok
(ml/L)
A
NH4NO3
1650
83500
50
5,0
B
KNO3
1900
95000
50
5,0
C
CaCl2.2H2O
440
44000
100
2,5
D
MgSO4
KH2PO4
370
170
37000
17000
100
2,5
E
FeSO4.7H2O
Na2EDTA
28
37,3
5570
7450
200
1,25
F
MnSO4. H2O
MgSO4.7 H2O
H3BO3
KI
Na2MoO4.2H2O
CoCl2.6H2O
CuSO4.5H2O
22,3
8,6
6,2
0,83
0,25
0,025
0,025
11150
4300
3100
415
125
12,5
12,5
500
0,5
G
Myo inisytol
100
100
10000
H
Thiamin
Nikotinik acid
Piridoksin
Glysine
0,1
0,5
0,5
2
100
500
500
2000
1000
1000
1000
1000










NO
GAMBAR
KETERANGAN
1
Larutan J.T Baker
2
Larutan Mg
3
Larutan Stock A
4
Larutan Stock B
5
Larutan Stock C
6
Larutan Stock D
7
Larutan Stock E
8
Larutan Stock F1
10
Larutan Stock F2
11
Larutan Stock MYO
12
Larutan Stock Vit
13
Larutan Stock NAA
14
Larutan Stock NaOh
15
Larutan MS














VIII.            PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan larutan stok. Diawali dengan penimbangan media komponen penyusun larutan stok dengan menggunakan timbangan analitik. Setelah dilakukan penimbangan sesuai dengan kebutuhan yaitu berdasarkan kepekatan atau konsentrasi yang dinginkan, maka dilakukan proses pelarutan dengan menggunakan aquades murni yang tidak mengandung ion. Untuk larutan stok yang terdiri lebih dari satu persenyawaan maka proses pelarutan dilakukan pada tempat yang berbeda hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya reaksi kimia antara masing-msing persenyawaan misalnya reaksi penggaraman yang dapat meyebabkan degradasi atau penurunan dari larutan stok itu sendiri.
Hal  pertama dilakukan adalah mengambil aquadesh 200 ml yaitu diukur dengan menggunakan gelas ukur dan dimasukkan kedalam gelas piala. Lau kita menimbang COCl2 sebanyak 0,01 gram.kita menimbang semua larutan agar kadar larutan tersebut tepat dan tidak berlebih, sehingga pada larutan stok sesuai konsentrasinya cocok dengan media yang akan kita ambil eksplannya. Setelah ditimbang COCl2 dan aquadesh diaduk hingga merata lalu ditutup dengan kertas alumunium dan diikat dengan karet dan harus tertutup rapat agar tidak terkontaminasi udara luar yang tidak steril dan membawa bakteri serta jamur yang akan membuat larutan stok kita menjadi rusak dan tidak bias dipakai. Kemudian disimpan paling lama selama 2-3 minggu. Setelah itu larutannya akan kadaluarsa dan tidak bias dipakai lagi untuk eksplan, jadi jika kita membuat larutan stok harus hati-hati dan teliti. Jika dalam pembuatan larutan salah maka kita harus mengulang dari awal lagi karena jika tidak ada larutan stok eksplan yang kita tanam akan terganggu pertumbuhannya karena tidak mendapatkan unsure hara yang baik makro maupun mikro.



 IX.            KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat di ambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1.       pembuatan larutan stok yang terdiri dari stok A-F melalui beberapa tahapan antara lain: penimbangan persenyawaan, pelarutan senyawa kimia, penetapan volume akhir, panyimpanan pada lemari es..
2.      Untuk larutan stok yang terdiri lebih dari satu persenyawaan maka proses pelarutan dilakukan pada tempat yang berbeda.
3.      Dengan adanya larutan stok dapat memberi keuntungan antara lain yaitu menghemat waktu pekerjaan, menimbang bahan media setiap kali ingin membuat media, mengatasi kesulitan menimbang dalam konsentrasi kecil.
4.      Menimbang larutan yang akan digunakan agar larutan yang kita pakai kadarnya sesuai dan tidak berlebih yang akan mengganggu pertumbuhan eksplannya.
5.      Mengaduk larutan yang dicampur hingga merata, agar larutan yang akan kita masukkan ke botol kultur jaringan terbagi rata.
6.      Sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari uap air. Temperature sterilasi biasanya 1210C, tekanan yang biasa digunakan 1,2 atm











DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2014. Buku Petunjuk praktikum kultur jaringan Pertanian.
Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta
George, E. T and P. O. Sherington. 1984. Plant Popagation by Tissue Culture Handbook                     And Directory Comercil Collaboration. Exogetis Ltd, England.Hendaryono dan Ir Ari Wijayani, 2007. Teknik Kultur Jaringan.Marlin, dkk. 2012. Penuntun Praktikum          Kultur Jaringan. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Nugroho, A dan H. Sugianto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tehnik Kultur Jaringan.   Penebar Swadaya, Jakarta.
Wattimena, G. A. 1992. Bioteknologi Tanaman. IPB, Bogor.











     Mengetahui,
           Co.Ass




( Irpan Hariyanto)
                                Yogyakarta,  14 September 2014
                                   Pratikan




                                    ( Sigit Wibowo)