I.
ACARA IV : Analisis Data Meteorologi
II.
TANGGAL : 18 Maret 2013
III. TUJUAN :
1.
Melatih mahasiswa untuk
mengolah dan menganalisis data meteorologi pertanian serta menyajikan dalam
bentuk siap pakai
2.
Mempelajari hubungan timbal
balik antara anasir - anasir iklim
IV.
TINJAUAN PUSTAKA
Agar maksud data analisis data
meteorologi lebih bermanfaat, maka dilakukan pengorganisasian dan analisis data
dari seluruh jaringan pengamat cuaca. Misalnya, analisis data berdasarkan time
series (pengamatan jangka panjang), penafsiran terhadap suatu parameter yang
sukar dilakukan dengan cara didekati dengan parameter yang mempunyai hubungan
dan berdasarkan rumus antara parameter tersebut (Wisnusubroto, 1999).
Berdasarkan kepada metode statistika maka terdapat teknik
menganalisis data untuk sebuah persoalan yang menyangkut dua peubah atau lebih
yang ada atau diduga ada dalam suatu pertautan tertentu yang disebut teknik
analisis regresi dan analisis korelasi. Regresi multipel adalah regresi yang
melibatkan sebuah peubah tak bebas dan dua atau lebih perubahan bebas. Yang kemudian
disusun oleh analisis korelasinya dalam bentuk korelasi multipel. Regresi
merupakan bentuk hubungan antara peubah respon (Y) dan peubah prediktor (X).
Manfaat dari analisa regresi adalah mengetahui peramalan rata-rata peubah
respon berdasarkan peubah prediktor, perkiraan rerata untuk peubah respon untuk
setiap perubahan satuan prediktor termasuk selang taksiran rata-rata dan
individual untuk peubah respon. Selain itu, jika hubungan antar peubah respon
dengan peubah prediktor memang ada maka untuk mengetahui ada atau tidaknya
kontribusi peubah prediktor terhadap peubah respon terdapat pada bagian
korelasi (r), harga r berkisar pada nilai -1 hingga 1. Koefisien korelasi
negatif memiliki hubungan dengan koefisien arah negatif. Sedangkan korelasi
positif memiliki hubungan dengan koefisien arah positif. Dan jika korelasi
mempunyai nilai nol maka koefisien arah nol atau dapat dikatakan jika antara
peubah respon dan peubah prediktor tidak memiliki hubungan. (Sudjana, 1991).
Probabilitas dan prakiraan data
curah hujan lebih praktis mendapatkan perhatian, karena hal ini dapat mengubah
hasil panen tanaman, permintaan evaporasi dan tipe tanah. Pada faktanya periode
dengan kalkulasinya dibutuhkan untuk mengubah nilai kritik dari curah hujan
dalam suatu periode. Permasalahan yang ada seperti ketidaktepatan dalam
perubahan kalkulasi dengan jangka waktu yang pendek dan curah hujan yang rendah
(Jackson, 1984).
Jumlah curah hujan tidak menunjukkan
informasi yang dibutuhkan untuk mengukur pengikisan dari badai hujan. Kekuatan
yang digunakan di permukaan tanah dengan setiap tetesan air hujan dapat
diperlihatkan dengan kekuatan yang meliputi badai hujan. Untuk menghitung nilai
ini, informasi yang harus tersedia adalah besar dan lamanya hujan badai, ukuran
dan kecepatan pada tiap tetesan hujan dan penyaluran ukuran tiap tetes
(Linder,1981).
Dibidang
pertanian suhu udara yang perlu diketahui adalah suhu udara pada ketinggian
rendah dan umumnya mengacu pada temperatur yang diukur di ruangan atau sangkar
cuaca yang dipasang pada ketinggian 1,5 – 2,0 meter.
Suhu seringkali juga diartikan
sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Satuan untuk suhu adalah derajat
suhu yang umumnya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (°C) disamping tiga sistem skala lain, yaitu
satuan Fahrenheit (F), satuan Reamur (R), dan satuan Kelvin (K).. Sistem
Kelvin memiliki sistem skala yang sama
dengan skala Celcius, tetapi berbeda pada dasar titik nolnya. Titik nol derajat Kelvin berada pada 273
skala dibawah nol derajat Celsius.
V.
BAHAN
1.
Untuk
analisis, Penyajian dan interpestasi data yang diperlukan data bulanan selama
satu tahun dari stasiun meteorologi yang terdiri darai data hujan (CH),
Evaporasi (EV), Suhu Thermometer Bola Basah (TBB), Suhu Thermometer Bola Kering
(TBT), Panjang Penyinaran (PP), dan Intensitas Penyinaran (IP).
2.
Untuk
menganalisis regresi dan korelasi diperlukan data T, RH, PP, dan EV bulanan
selama satu tahun diperoleh dari data diatas.
VI.
CARA KERJA
1.
Penyajian dan interpretasi data
meteorologi pertanian dari suatu
wilayah. Pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a.
Curah Hujan
1.
Hitunglah jumlah curah hujan
perdasarian, tinggi CH bulanan, dan jumlah CH selama satu tahun.
2.
Hitunglah jumlah hari hujan
selama saiu tahun
3.
Buatlah histogram CH
perdasarian dan CH bulanan selama satu tahun
4.
Berikanlah pembahasan terhadap
perilaku hujan tahunan tersebut. Antara lain : pola agihan CH perdasarian dan
bulan selama satu tahun, bulan – bulan basah dan bulan kering menurut criteria
Mohr, dsb.
b.
Suhu udara ( TBB dan TBK )
1.
Hitunglah suhu harian dengan
rumus :
2.T 07.00 + T13.00 +
T18.00

4
2.
Dari hasil pengolahan data
diatas kemudian hitunglah T bulanan
Jumlah
T harian selama 1 bulan

Jumlah
hari dalam bulan tsb
3.
Hitunglah T tahunan dengan
rumus Braak, yaitu :
T tahunan = 26.3 –
0.61 h
( h dalam hm )
4.
Buatlah grafik ayunan suhu
bulan selama satu tahun
c.
Kelembaban
1.
Hitunglah kelembaban nilai
udara pada pukul 07.00, 13.00 dan 18.00 atas dasar selisih suhu bola basah dan
suhu bola kering
2.
Hitunglah RH harian dengan
rumus :
2.RH07.00 + RH13.00
+ RH18.00

4
3.
Hitunglah RH bulanan dengan
rumus :
Jumlah RH harian selama 1 bulan

Jumlah harian dalam bulan tsb
4.
Buatlah grafik ayunan RH bulana
selama 1 tahun
5.
Berikanlah pembahasan mengenai
pola ayunan T dan RH bulana selama satu tahun pengamatan
d.
Panjang penyinaran ( PP ),
Intensitas Penyinaran ( IP ), dan Evaporasi ( EV )
1.
Hitunglah rerata panjang
penyinaran ( PP ), jumlah IP, jumlah EV bulanan dalam satu tahun
2.
Buatlah grafik rerata PP
bulanan selama satu tahun
3.
Buatlah grafik jumlah PP dan EV
bulanan dalam satu tahun.
2.
Analisis regresi dan korelasi
Dari
data harian selama satu bulan pada masing – masing kelompok, hitunglah nilai
korelasi dan regresi dari hubungan dua anasir iklim sebagai berikut :
PP Vs T IP Vs RH
PP Vs RH IP Vs EV
PP Vs EV T Vs RH
PP Vs IP T Vs EV
PP Vs T RH Vs ZV
a.
Analisis diatas dilakukan
dengan menggunakan kalkulator, sehingga diperoleh :
1.
Persamaan regresi linier, Y = a
+ bX
Y = perubahan tak
bebas ( factor yang dipengaruhi )
X = Perubahan bebas
( factor yang mempengaruhi )
a
= Pengaruh factor lain yang tidak dipengaruhi perubahan bebas
b
= Koefisien relasi ( gradient garis )
2.
Koefisien relasi ( r )
b.
Dari hubungan – hubungan
tersebut butlah grafik persamaan regresinya. berikan pembahasan mengenai
hubungan antar anasir tersebut, kemudian bandingkan keeratan masing – masing
hubungan.
VII.
HASIL PENGAMATAN
Bulan
|
TBK
|
TBB
|
||||||
07.00
|
13.00
|
18.00
|
Rerata
|
07.00
|
13.00
|
18.00
|
Rerata
|
|
Januari
|
22,25
|
28,18
|
23,29
|
24,13
|
21,34
|
23,77
|
22,04
|
22,12
|
Februari
|
19,86
|
25,64
|
21,10
|
21,62
|
18,86
|
21,61
|
20,07
|
19,85
|
Maret
|
25,06
|
32,36
|
26,67
|
27,29
|
23,77
|
27,4
|
25,28
|
25,05
|
April
|
25,73
|
32,79
|
28
|
28,06
|
24,38
|
27,77
|
26,52
|
25,76
|
Mei
|
25,67
|
32,65
|
27,12
|
27,78
|
24,41
|
27,46
|
25,87
|
25,54
|
Juni
|
24,10
|
32,52
|
27,07
|
26,95
|
22,69
|
27,37
|
25,73
|
24,62
|
Juli
|
20,64
|
31,04
|
25,8
|
24,53
|
19,39
|
26,33
|
24,55
|
24,41
|
Agustus
|
21,05
|
32,04
|
26,53
|
25,16
|
19,36
|
27,27
|
25,36
|
22,82
|
September
|
21,34
|
32,17
|
26,69
|
24,95
|
29,99
|
27,24
|
25,29
|
22,94
|
Oktober
|
24,46
|
32,35
|
26,68
|
26,99
|
23,11
|
27,38
|
25,31
|
24,73
|
November
|
24,86,
|
32,01
|
26,32
|
26,99
|
23,66
|
27,3
|
24,96
|
24,9
|
Desember
|
24,35
|
31,12
|
25,37
|
26,3
|
23
|
26,35
|
23,99
|
24,09
|
Rerata
|
23,30
|
31,24
|
25,88
|
25,90
|
22,00
|
26,44
|
24,58
|
23,74
|
BULAN
|
RH (%)
|
PP (%)
|
Evaporasi
(mm)
|
CH (mm)
|
KA (km/jam)
|
||||
07.00
|
13.00
|
18.00
|
Rerata
|
||||||
Januari
|
76,17
|
53,84
|
75,55
|
70,43
|
55,24
|
7,63
|
6,23
|
0,93
|
|
Februari
|
69,96
|
48,88
|
69,86
|
64,66
|
21,78
|
7,49
|
6,17
|
0,86
|
|
Maret
|
88,37
|
62,41
|
87,32
|
81,63
|
46,72
|
4,19
|
8,61
|
1,08
|
|
April
|
87,57
|
62,31
|
86,51
|
80,99
|
61
|
4,17
|
2,43
|
0,82
|
|
Mei
|
88,10
|
61,1
|
84,97
|
80,56
|
52,5
|
4,67
|
4,97
|
0,67
|
|
Juni
|
07,04
|
61,4
|
84,89
|
80,09
|
74,14
|
4,72
|
0
|
1,34
|
|
Juli
|
84,15
|
60,8
|
85,2
|
78,58
|
73,93
|
4,29
|
0
|
0,34
|
|
Agustus
|
84,35
|
63,4
|
84,96
|
79,26
|
74,01
|
3,86
|
0
|
0,23
|
|
September
|
86,48
|
62,67
|
87,26
|
80,72
|
56,33
|
1,56
|
0
|
1,23
|
|
Oktober
|
87,34
|
62,15
|
87,34
|
81,04
|
46,4
|
3,35
|
1,52
|
1,25
|
|
Nopember
|
84,78
|
63,92
|
83,96
|
79,37
|
48,97
|
4,96
|
8,37
|
0,78
|
|
Desember
|
84,1
|
60,37
|
84,01
|
80,15
|
50,24
|
8,6
|
13,84
|
1,23
|
|
Rerata
|
84,03
|
60,27
|
83,49
|
77,95
|
57,66
|
5,11
|
4,31
|
1,01
|
|
1.
Grafik suhu
udara

2.
Grafik
kelembaban udara

3.
Grafik
panjang penyinaran

4.
Grafik
kecepatan angin

5.
Grafik
evaporasi

6.
Grafik curah
hujan

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Paduan
Praktikum Klimatologi Dasar, Laboratorium Agroklimatologi Jurusan Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Goeswono Supardi Dr. Ir.
1977. Perspektif Penelitian pada Pertanian Tadah Hujan
di Indonesia. Kongres
Ilmu Tanah II di Yogyakarta.
Mulyadi. D. 1977. Sumber Daya Tanah Kering, Penyebaran dan
Potensinya untuk Kemungkinan Budi Daya Pertanian. Kongres Agronomi, Jakarta
Mengetahui
Yogyakarta, 3 April 2014
Co.Ass
Praktikan
(Muslim) (Sigit Wibowo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar