LAPORANRESMI PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
DisusunOleh
Nama : Sigit Wibowo
NIM : 13/15809/BP
Kelas :
SPKS H
Jurusan : Budidaya Pertanian
Acara V : Pembuatan Kompos
Co.Ass :
Rio Agusta
FAKULTAS
PERTANIAN
INSTITUT
PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
I.
ACARA
V : Pembuatan Kompos
II.
TANGGAL : 12 Agustus 2014
III.
TUJUAN : Mampu membuat kompos dengan bahan dasar kotoran
kandang
IV.
TINJAUAN
PUSTAKA
Kompos merupakan hasil perombakan bahan organic oleh mikroorganisme dengan hasil akhir berupa bahan yang memiliki nisbah jumlah C/N yang rendah (<15). Bahan yang ideal untuk dikomposkan sebaiknya bahan yang memiliki nisbah akhir sekitar
30. Kondisi ini dapat dicapai dengan cara mencampur
berbagai bahan yang tersedia.Bahan organic yang memiliki jumlah nisbah yang lebih tinggidi atas 30 yaitu bahan
berkayu dan berserat dengan kandungan lignin dan selulosa yang tinggi akan terdekompoisi dalam waktu yan lebih lama Sebaliknya jika bahan organic yang akan dikomposkan sudah memiliki C/N yang terlalu rendah yaitu bahan yang lunak atau
berair akan mudah terjadi kehilangan N selama proses dekomposisi berlangsung.Kompos yang dihasilkan melalui proses
fermentasi dengan memanfaatkan teknologi mikrobia efektif sudah dikenal secara umum dengan nama bokashi. Dengan cara ini proses pembuatan kompos dapat berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan cara
konvensional.
Dosispupuk adalah berat
pupuk yang diberikan persatuan luas lahan (ton/ha. kg/m2) atau persatuan berat media (g/kg) atau per tanaman (g/tanaman). Konsentrasi adalah banyaknya larutan yang diencerkan dalam pelarutan dikalikan dengan 100% (m1/1 x 100 %) dengan satuan %. Takaran atau dosis penggunaan kompos segar di lahan
secara umum adalah 2 kg/m2.
Begitu sampai di lahan kompos harus segera dicampur
merata dengan tanah. Kompos yang tidak segera
digunakan dapat disimpan selama beberapa bulan.
Sebelum disimpan, kompos dikeringkan terlebih dahulu, baru kemudian dimasukkan ke dalam karung plastik kedap air berwarna gelap. Karungkomposdisimpan di tempat kering terlindung dari hujan dan cahaya matahari langsung.
Oleh karena itu, dalam pembuatan kompos lokasinya di usahakan pada bangunan atau tanah yang datar, bebas dari genangan air serta ada tempat untuk pelindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Selain itu juga harus dekat dengan sumber bahan organik, sumber air sehingga pengelolaanya mudah. Selain itu kompos mengandung unsur nitrogen, fosfor, kalsium, kalium dan magnesium. Manfaat bokhasi pada lahan pertanian yaitu : mampu menggantikan dan mengefektifkan penggunaan pupuk kimia (anorganik) sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan, bebas dari biji tanaman liar (gulma), tidak berbau dan mudah digunakan dan memperbaiki derajat keasaman tanah, selain itu sangat berguna untuk menyuburkan tanaman.
V. ALAT
DAN BAHAN
a. Alat
Ø Cangkul
Ø Drum Plastik
Ø Karung
Ø Ember
Ø Parang
b. Bahan
Ø Kotoran
kandang sapi
Ø Arang sekam
Ø Daun-daunan legume
Ø Dedak
Ø Dolomite
Ø Urea
Ø Guano
Ø Cangkang telur
Ø Decomposer
Ø Air
VI.
CARA KERJA
1.
Buat gundukan bahan kompos
setinggi 60 cm yang terdiri dari 6 lapisan. Tiap lapisan setebal 10 cm,
berselang-seling antara kotoran kandang dan bahan pengkaya.
2.
Pada tiap lapisan taburkan
decomposer dengan takaran sesuai ketentuan.
3.
Tambahkan air secukupnya
sehingga kadar lengas mencapai sekitar 50%.
4.
Setiap 2 hari sekali atau
jika temperatur >50% ( cek dengan termometer), tumpukan dibongkar dan
dibolak-balik agar aerasi dan temperatur optimum. Jika bahan terlalau kering,
tambahkan air secukupnya, dan dibuat tumpukan kembali seperti semula.
5.
Kompos akan matang sekitar
4-6 minggu. Kompos diayak dengan ayakan. Bahan yang tidak lolos mata saringan
dikomposkan kembali.
VII.
HASIL
PENGAMATAN
Setelah 4 minggu pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Warna kompos :
cokelat kehitaman
2. Bau kompos : masih sedikit berbau tetapi tidak busuk
3. Struktur kompos : sedikit menggumpal dan remah
4. Kelembapan
: sekitar 40% (diremas masih sedikit mengeluarkan air)
Gambar kompos
VIII.
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah
mengenai cara pembuatan kompos berbahan organik. Seperti kita ketahui kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan
bahan organik tanah. Dalam praktikum pembuatan komposini kami
menggunakan sekitar 3 ember besar kotoran
kandang sapi yang sudah berumur kurang lebih 2 minggu.
menggunakan dedak, dolomite. urea decomposer, air dan
daun-daun tanaman legume. Daun-daun tanaman
jenis legume digunakan karena tanaman mengandung hara yang
relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis
tanaman lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi
sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat. Sedangkan digunakan
kotoran kandang sapi berumur kira-kira 2 minggu
digunakan karena jika menggunakan kotoran kandang
yang baru keluar dari hewan selain jijik bagi yang mengambilnya juga jika langsung
dicampur dengan tanah akan membuat suhu panas
yang nantinya tidak sesuai dengan suhu yang dibutuhkan mikroorganisme
untuk proses decomposer.
Langkah pertama, kita mempersiapkan
tong untuk tempat kotoran sapi yang akan dibuat kompos. Kemudian pupuk kandang yang berumur 2 minggu dimasukkan pada tong tersebut kemudian ditabur sekam, sementara daun legume dicacah sehalus mungkin.
Daun legume yang telah halus tersebut dicampurkan pada
pupuk kandang tersebut dan diratakan dengan cara tong
digoyang atau di aduk-aduk. Setelah itu kotoran sapi tersebut diberi pengurai Super degra.
Hal ini agar mempercepat proses dekomposisi bahan-bahan
tersebut.Setelah semua bahan dimasukkan, pupuk kandang yang
didalam tong tersebut ditutup dengan tutup tong
tersebut dan kemudian tong tersebut dibolak-balik agar semua bahan dapat tercampur dengan rata. Berkenaan dengan tanaman, tanah kompos tersebut berguna untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga
diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit.
Penambahan EM-4 pada pembuatan
kompos juga diperlukan untuk tujuaan meningkatkan keragaman dan populasi
mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya dapat meningkatkan
kesehatan, pertumbuhan, kuantitas, dan kualitas produksi tanaman secara
berkelanjutan. Keuntungan EM-4 adalah memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah. EM-4 juga dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman, serta
menekan aktivitas serangga hama dan mikroorganisme patogen. Selain itu dapat
meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman dan menjaga kestabilan
produksi. Mempercepat proses fermentasi pada membuatan kompos. Kompos yang
dibuat dengan teknologi EM-4 disebut dengan bokhasi.
Pada pembuatan kompos dilakukan
pembalikan dengan tujuan agar aerasi yang terjadi dalam kompos dapat berjalan
lancar sehingga mikroorganisme yang membantu proses dekomposisi dapat hidup
pada kondisi yang optimum. Serta dilakukan penyiraman agar kelembaban dalam
proses dekomposisi dapat terjaga dengan baik, sehingga mikroorganisme yang
membantu proses dekomposisi dapat dengan cepat melakukan proses penguraian.
IX.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang sudah
dilakukan dapat diambil kesimpulan
Sebagai berikut :
1.
Pembuatan kompos organic menggunakan kotoran kandang sapi, daun legume, dedak, urea, air dan
decomposer.
2.
Daun-daun
tanaman jenis legume digunakan karena tanaman ini mengandung hara yang
relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya.
3. Hasil pengamatan setelah 4 minggu yaitu
kompos menjadi gumpalan - gumpalan kecil dengan wamanya yang hitam kecoklatan, kondisinya lembab dan sedikitberbau.
4.
Fungsi kompos diantaranya akan meningkatkan kemampuan
tanah untuk mempertahankan kandungan
air tanah serta aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman.
5.
Mutu
kompos dapat dilihat secara fisik yaitu warna kompos coklat kehitaman, tidak
berbau, berbentuk seresah dan tidak terlalu lembab.
6.
Manfaat
dilakukan pembalikan pada pembuatan kompos adalah untuk emperoleh keadaan
aerasi dan kelembaban yang baik untuk proses dekomposisi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014. Buku panduan praktikum kesuburan tanah dan pemupukan :
INSTIPER:Yogyakarta
Buringh,P.1993. Pengantar pengajian tanah-tanah wilayah Tropika dan sub
tropika. Terjemahan :tejoyuwono N. Gadjah Mada University
Yogyakarta.
Rinsema,W.T.1983.Pupuk
dan cara pemupukan. Bhratara Karya Aksara : Jakarta
Schroeder,D.
1983 .
Sarief,
S.E. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah
Pertanian. Penerbit Pustaka Buana. Bandung.
Mengetahui
Co. Ass
(Rio Agusta)
|
Yogyakarta, 1 Oktober
2014
Praktikan
(Sigit
Wibowo)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar