LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN

Disusun Oleh :
Nama : Sigit Wibowo
NIM : 13/15809/BP
Kelas : SPKS H
Jurusan :
Budidaya Pertanian
Acara III : Aplikasi Pemupukan
Kelompok : VII
Co.ass : Rio
Agusta
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
I.
ACARA III
: Aplikasi
Pemupukan
II.
TANGGAL :
02 September 2014
III.
TUJUAN :
1.
Menghitung kebutuhan pupuk.
2.
Melakukan pemupukan pada tanaman dengan berbagai
metode.
IV.
DASAR TEORI
Pupuk
didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman
dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling
awal adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu. Pemakaian
pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam
kalsium di Jerman pada tahun 1839.
Dalam
pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur hara
yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk
tersebut. Setiap kemasan pupuk yang diberi label yang menunjukkan jenis
dan unsur hara yang dikandungnya. Kadangkala petunjuk pemakaiannya juga
dicantumkan pada kemasan.karena itu, sangat penting untuk membaca label
kandungan pupuk sebelum memutuskan untuk membelinya. Selain menentukan jenis
pupuk yang tepat, perlu diketahui juga cara aplikasinya yang benar, sehingga
takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien.
Kesalahan
dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada tergang Pupuk digolongkan menjadi dua,
yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang
terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan
(dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk
kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal
dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara
yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai
dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi.
Pupuk
anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan
cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara
yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat
dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal,
jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara
makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.
Pupuk
majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara.
Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran,
beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini
lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung
unsur nitrogen dan fosfor.Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan
menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat
penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow
More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara
penebaran di tanah. Contoh pupuk akar adalah urea, NPK, dan Dolomit. Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk
akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow
release.
Jika pupuk fast
release ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau
terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah
terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga
menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara
lain urea, ZA dan KCL.Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan
pupuk lepas terkendali (controlled release) akan melepaskan unsur hara
yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan
demikian, manfaat yang dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama bila
dibandingkan dengan pupuk fast release. Mekanisme ini dapat terjadi
karena unsur hara yang dikandung pupuk slow release dilindungi secara
kimiawi dan mekanis.
Perlindungan
secara mekanis berupa pembungkus bahan pupuk dengan selaput polimer atau
selaput yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul. Contohnya, polimer coated
urea dan sulfur coated urea. Perlindungan secara kimiawi
dilakukan dengan cara mencampur bahan pupuk menggunakan zat kimia, sehingga
bahan tersebut lepas secara terkendali. Contohnya Methylin urea, Urea
Formaldehide dan Isobutilidern Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal
sehingga hanya digunakan untuk tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis
tinggi.gunya pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk
tidak dapat dimanfaatkan tanaman.
V.
ALAT DAN BAHAN
a.
Alat :
Ø Cangkul
Ø Ember
Ø Penyiram Air
b.
Bahan :
Ø Pupuk Urea
Ø Pupuk TSP
Ø Pupuk KCl
VI.
CARA KERJA
a.
Metode Broadcasting
1. Tentukan dosis pupuk Urea yang akan digunakan untuk
memupuk satu pohon.
2. Lakukan pemupukan secara merata ke seluruh piringan
tanaman dengan cara disebar, kemudian disiram merata.
b.
Metode Ring Placement
1. Tentukan dosis pupuk TSP yang akan digunakan untuk
memupuk satu pohon.
2. Buat parit sedalam 10-15 cm mengelilingi tanaman selebar
tajuk terluar.
3. Taburkan pupuk secara merata dalam parit, tutup dengan
tanah, kemudian disiram.
c.
Metode Spot Placement
1. Tentukan dosis pupuk KCl yang akan digunakan untuk memupuk
satu pohon.
2. Buat lubang dalam baris tanaman sedalam 10 cm dengan
tugal.
3. Masukkan pupuk kedalam lubang, dan tutup kembali dengan
tanah, kemudian disiram.
VII. HASIL PENGAMATAN
Nama Tanaman : Kelengkeng
Nama Pupuk : Urea
Cara Pemupukan : Broadcasting

Nama Tanaman : Kelengkeng
Nama Pupuk : TSP
Cara Pemupukan : Ring Placement

Nama Tanaman : Kelengkeng
Nama Pupuk : KCl
Cara Pemupukan : Spot Placement

VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum aplikasi pemupukan ini kita dituntut untuk mengetahui cara
mengaplikasikan pupuk dan menghitung kebutuhan agar pada saat melakukan
pemupukan tepat dosis, tepat cara, tepat waktu dan tepat jenis.
Pada acara ini menggunakan 3 metode pemupukan yaitu : Metode Broadcasting yaitu dengan cara disebar
di permukaan tanah di sekitar tajuk tanaman,
metode yang selanjutnya adalah metode ring placement yaitu membuat sircle sedalam 10-15 cm mengelilingi
tanaman selebar tajuk terluar dan menaburkan pupuk pada circle tersebut
danditutup tanah, metode terakhir adalah spot
placement yaitu dengan membuat lubang dalam baris tanaman sedalam 10 cm
selanjutnya pemupukan kedalam lubang tersebut dan ditutup kembali dengan tanah.
Dalam pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu
jumlah dan jenis unsur hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai
unsur hara pembentuk pupuk tersebut. Setiap kemasan pupuk yang diberi label
yang menunjukkan jenis dan unsur hara yang dikandungnya. Kadangkala
petunjuk pemakaiannya juga dicantumkan pada kemasan.karena itu, sangat penting
untuk membaca label kandungan pupuk sebelum memutuskan untuk membelinya. Selain
menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu diketahui juga cara aplikasinya yang
benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien.
Dalam melakukan aplikasi pemupuk dikenal beberapa metode antaral
lain, metode spot placement yaitu dengan membuat lubang di
samping tanaman dengan pola segitiga sedalam
10-15 cm. Lubang tersebut dibuat dengan alat tugal atau dicangkul, Kemudian setelah pupuk dimasukkan,
tutup kembali lubang dengan tanah untuk menghindari penguapan. Cara ini dapat
dilakukan disamping kiri dan samping kanan baris tanaman atau sekeliling pohon.
Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan cara ini adalah pupuk slow
release dan pupuk tablet, yaitu jenis pupuk KCL karena pupuk ini kelarutannya rendah.
Kemudian metode ring placement buat parit
kecil disamping barisan tanaman sedalam 6-10 cm secara
melingkar. Tempatkan pupuk di dalam lingkaran tersebut,
kemudian tutup kembali. Cara ini dapat dilakukan pada
sekeliling pohon dengan diameter 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak
mudah menguap dapat langsung ditempatkan di atas tanah.Setelah itu, larikan
tidak perlu ditutup kembali dengan tanah, kelebihan
dari metode ring placement dan spot placement adalah pupuk tidak banyak
terbuang dan tercuci atau di serap tanaman lain, sedangkan kekurangan metode
ini ialah tidak efisiensi waktu dan biaya.
Dan yang terahir menggunakan cara sebar atau
broadcasting yaitu dengan menyebarkan pupuk pada sekeliling tanaman dan posisi
penebaran dekat dengan akar agar supaya pupuk yang ditebar dapat diserap oleh
tanaman secara optimal dan tidak terbuang oleh faktor cuaca, kelebihan metode
ini adalah waktu yang digunakan lebih efisien sedangkan kekuranganya ialah
banyak pupuk yang terbuang dan tidak diserap tanaman secara maxsimal. Dengan
demikian dapat di amati perlakuan yang paling optimal dan yang tidak optimal
dalam pemupukan yaitu dengan metode larikan karena dengan pupuk di tanam dalam
tanah tidak dapat menguap dan dapat diserap oleh tanaman dengan maksimal.
IX.
KESIMPULAN
Dari praktikum Kesuburan
Tanah dan Pemupukan yang telah dilaksanakan maka, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut ;
1.
Ada beberapa metode
atau cara pemupukan yang biasa dilakukan untuk mengefektifkan dan mengefisiensi
pupuk yang digunakan.
2.
Metode yang
digunakan harus sesuai dengan jenis tanaman dan jenis pupuknya.
3.
Sebelum melakukan
pemupukan harus menentukan dosis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan dan jenis
tanaman.
4.
Untuk kebun yang
luasannya seperti kebun kelapa sawit, karet, dan jati metode pemupukan yang
efektif dan efisien untuk digunakan adalah metode Broadcasting.
5.
Dapat
mengidentifikasi metode mana yang lebih baik dalam pemupukan.
6. Masing-
masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan pada pemupukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Panduan Praktikum Kesuburan Dan Kesehatan Tanah. Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta.
Hardjodinomo,
1970. Ilmu Memupuk. Bandung : penerbit Binacipta.
Hardjowigeno,
Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Bogor; CV Akademika pressindo.
Lingga dan Marsono. 2007. Petunjuk
Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Nurjaya dan Setyorini, D. 2009.
Uji Tanah Untuk Menilai Kesuburan Tanah
Mendukung Produksi
Tanaman. Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan
Teknologi Pertanian Bogor. Bogor.
Mengetahui Yogyakarta,
1 Oktober 2014
Co. Asisten Praktikan
(Rio
Agusta) (Sigit Wibowo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar