Powered By Blogger

Sabtu, 13 Desember 2014

klimat V

I.                   ACARA V     : Menghitung Defisit Air di Kebun KelapaSawit
II.                TANGGAL   : 15 Maret 2013
III.             TUJUAN       :
1.     Mengetahui jumlah defisit air di suatu wilayah.
2.     Menentukan wilayah yang sesuai untuk pengembangan tanaman kelapa sawit.
IV.             TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan salah satu unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman selain berfungsi sebagai pelarut juga suatu medium untuk absorbsi unsur hara dari dalam tanah. Disamping itu, air juga diperlukan sebagai hara untuk pembentukan persenyawaan baru.
Kehilangan air dapat  menyebabkan terhentinya pertumbuhan dan kekurangan air yang terus menerus menyebabkan perubahan-perubahan dalam tanaman yang bersifat irreversible (tidak dapat balik), turunnya produksi, dan mengakibatkan kematian. Hal ini dapat terjadi sangat cepat dalam keadaan panas dan kering.
Penurunan produksi tidak akan terjadi langsung pada bulan berikutnya, tetapi akan nampak 26 bulan kemudian. Mengingat pentingnya air bagi tanaman kelapa sawit, maka sejak masih di pembibitan sudah harus diperhitungkan ada tidaknya sumber air yang memungkinkan memperoleh air dengan mudah.
Setiap bibit umur 0 – 9 bulan memerlukan 0,1 – 0,25 liter air untuk setiap penyiraman dilakukan 2 x sehari, yaitu pagi dan sore hari. Sedangkan untuk bibit umur 9 – 12 bulan diperlukan air 3 – 4 liter/hari. Dalam hal ini maka perlu diperhatikan keadaan curah hujan, apabila curah hujan cukup (>8 mm/hari) maka tidak perlu dilakukan penyiraman.
Pengaruh defisit air  juga tergantung dari kemampuan tanah mengikat air (water holding capacity) yang berbeda-beda untuk setiap jenis tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain : kandungan liat (tekstur), kandungan bahan organik, topografi adalah tanah bertekstur pasir mempunyai kemampuan menahan air rendah, karena kandungan liat tanah rendah. Sebaliknya tanah-tanah yang mempunyai kandungan liat yang tinggi mempunyai kemampuan menahan air cukup tinggi. Tanah-tanah dengan kemampuan menahan air rendah memerlukan frekuensi pengairan yang lebih tinggi.
Salah satu cara untuk mengetahui pengaruh curah hujan (kebutuhan air)  terhadap tanaman kelapa sawit adalah dengan mengetahui jumlah defisit air.










.













V.                ALAT DAN BAHAN
A.    Alat
Alat tulis dan kalkulator
B.     Bahan
Data curah hujan (mm) dan hari hujan Kec. Karang sari dari tahun 2000 – 2009.

























VI.             CARA KERJA
Defisit air dihitung berdasarkan keseimbangan air tanah dan tanaman. Keseimbangan air tanah dan tanaman sangat tergantung pada persediaan air, curah hujan, dan evapotranspirasi. Untuk menghitung defisit air diperlukan data meteorologi sebagai berikut :
1.      Curah hujan
a.       Jumlah hari hujan/bulan
b.      Total curah hujan (mm)/bulan
2.      Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah penguapan air melalui permukaan tanah dan melalui tanaman. Evapotranspirasi didasarkan pada jumlah hari hujan (merupakan rata – rata).
a.       Evapotranspirasi = 150 mm jika hari hujan < 10 hari.
b.      Evapotranspirasi = 120 mm jika hari hujan > 10 hari.
3.      Persediaan air
a.       Persediaan air maksimum adalah 200 mm, merupakan kemampuan maksimal tanah untuk mengikat air.
b.      Jika keseimbangan air untuk bulan tertentu > 200 mm maka cadangan akhir  (CA) untuk bulan tersebut adalah 200 mm.
c.       Jika keseimbangan air untuk bulan tertentu < 200 mm maka keseimbangan air tersebut menjadi cadangan akhir (CA) untuk bulan tersebut.
d.      Jika keseimbangan air adalah minus maka cadangan akhir (CA) adalah 0 mm. Cadangan akhir (CA) untuk bulan tersebut menjadi cadangan bulan ini (CB) untuk bulan berikutnya.






VIII.       PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, akan dipelajari cara menghitung defisit air pada suatu wilayah. Dari hal tersebut, maka diperlukan data curah hujan dan data hari hujan suatu wilayah minimal selama sepuluh tahun. Pada praktikum kali ini, kelompok kami mendapat data curah hujan dan data hari hujan Kecamatan Karangsari. Langkah yang pertama adalah menghitung defisit air pertahun, setelah itu seluruh defisit air setiap tahun dijumlahkan kemudian dibagi sepuluh tahun. Semua praktikan telah diberikan tabel perhitungan defisit air untuk setiap tahunnya. Karena untuk mengetahui defisit air selama sepuluh tahun tersebut, terlebih dahulu dihitung defisit air setiap tahun. Daftar tabel tesebut terdiri dari bulan, jumlah hari hujan, curah hujan, cadangan bulan ini, evapotranspirasi, keseimbangan air, cadangan akhir, drainase, dan defisit air.
Apabila jumlah hari hujan > 10 hari maka evapotranspirasinya 120 mm, dan apabila jumlah hari hujannya < 10 hari maka evapotranspirasinya 150 mm. Kemudian jika keseimbangan air > 200 mm, maka cadangan akhir untuk bulan tersebut adalah 200 mm. Jika keseimbangan air untuk bulan tertentu < 200 mm maka keseimbangan air tersebut menjadi cadangan akhir untuk bulan tersebut. Jika keseimbangan air adalah minus maka cadangan airnya adalah 0 mm, cadangan akhir untuk bulan tersebut menjadi cadangan bulan ini untuk bulan berikutnya.
Kemudian untuk mengisi kolom evaportranspirasi, jumlah hari hujan ditambah curah hujan dan dikurangi cadangan bulan ini. Apabila ada keseimbanga air yang minus, maka itulah defisit air untuk bulan tersebut, tetapi apabila tidak minus maka tidak terjadi defisit pada bulan tersebut. Dan untuk yang terkhir menghitung defisit air pertahun adalah jumlahkan seluruh defisit air setiap bulannya. Lalu setelah semua jumlah defisit ait setiap tahun telah diketahui, jumlahkan semuanya kemudian dibagi sepuluh. Hasil tersebut merupakan defisit air pada daerah tersebut.
Daerah yang memiliki defisit air > 200 mm, tidak cocok untuk tanaman kelapa sawit, karena kelapa sawit defisit airnya harus < 200 mm. Defisitair pada tanaman kelapa sawit akan mempengaruhi proses kematangantandanbungasehinggaakanmengurangijumlahtandanbuahsegar yang akandihasilkan. Penurunan produksi kelapa sawit tidak akan terjadi langsung pada bulan berikutnya, tetapi akan nampak 26 bulan kemudian. Setiap bibit umur 0 – 9 bulan memerlukan  0,1 – 0,25 liter air untuk setiap penyiraman dilakukan 2 x sehari, yaitu pagi dan sore hari. Sedangkan untuk bibit umur 9 – 12 bulan diperlukan air 3 – 4 liter/hari. Mengingat pentingnya air bagi tanaman kelapa sawit, maka sejak masih di pembibitan sudah harus diperhitungkan ada tidaknya sumber air yang memungkinkan memperoleh air dengan mudah.




















IX.             KESIMPULAN
1.      Defisit air yang mencapai 200 mm per tahun atau lebih akan berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit.
2.      Untuk menghitung defisit air diperlukan data hari hujan dan curah hujan suatu wilayah minimal selama 10 tahun.
3.      Air berfungsi sebagai pelarut dan medium untuk absorbsi unsur hara dari dalam tanah.
4.      Penurunan produksi kelapa sawit tidak akan langsung terjadi pada bulan berikutnya, tetapi akan tampak 26 bulan kemudian.
5.      Agar tanaman kelapa sawit tidak mengalami defisit air, maka sejak masih dipembibitan sudah harus diperhitungkan ada tidaknya sumber air.


















DAFTAR PUSTAKA

Abjamin Ahmad Nasri. 1978. BeberapaAlatPengukurCuaca di stasiun
              KlimatologiPertanian.FakultasPertanianInstitutPertanian Bogor.
Anonim, 2013.Buku Klimatologi PertanianInsitutPertanian STIPER. Institut
              Pertanian STIPER. Yogyakarta.
Benyamin, Lakitan. 1949. Dasar – dasarKlimatologi. PT. Raja GrapindoPersada
              Jakarta.
Kusumastuti,Umi;Mu’in Abdul;Nugraha Tri Budi Santosa,2012.Petunjuk
              Praktikum Klimatologi Pertanian.Institut Pertanian
              STIPER.Yogyakarta.
Wisnubroto, S. 1981.Modifikasi Unsur Iklim Untuk Mendekati Persyaratan
              Optimal Bagi Tanaman. Fakultas Pertanian. UGM, Yogyakarta.



                          












    Mengeahui                                                              Yogyakarta, 3 April 2014
       Co. Ass                                                                             Praktikan

                                             




   (Muslim)                                                                             (Sigit Wibowo)

















LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KLIMATOLOGI PERTANIAN





Disusun Oleh :

                             Nama                 : Sigit Wibowo
                                    Nim                   : 13/15809/BP_SPKS
 Kelas                 : SPKS H
 Jurusan              : Budidaya Pertanian
 Acara    V          : Menghitung Defisit Air Di Kebun Kelapa Sawit 
 Co.ass                : Muslim



FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA

2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar