I.
ACARA V : Menghitung Defisit Air di Kebun
KelapaSawit
II.
TANGGAL : 15 Maret 2013
III.
TUJUAN :
1.
Mengetahui
jumlah defisit air di suatu wilayah.
2.
Menentukan
wilayah yang sesuai untuk pengembangan tanaman kelapa sawit.
IV.
TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan salah satu
unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman selain berfungsi sebagai pelarut juga
suatu medium untuk absorbsi unsur hara dari dalam tanah. Disamping itu, air
juga diperlukan sebagai hara untuk pembentukan persenyawaan baru.
Kehilangan air dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan dan
kekurangan air yang terus menerus menyebabkan perubahan-perubahan dalam tanaman
yang bersifat irreversible (tidak dapat balik), turunnya produksi, dan
mengakibatkan kematian. Hal ini dapat terjadi sangat cepat dalam keadaan panas
dan kering.
Penurunan produksi tidak
akan terjadi langsung pada bulan berikutnya, tetapi akan nampak 26 bulan
kemudian. Mengingat pentingnya air bagi tanaman kelapa sawit, maka sejak masih
di pembibitan sudah harus diperhitungkan ada tidaknya sumber air yang memungkinkan
memperoleh air dengan mudah.
Setiap bibit umur 0 – 9
bulan memerlukan 0,1 – 0,25 liter air untuk setiap penyiraman dilakukan 2 x
sehari, yaitu pagi dan sore hari. Sedangkan untuk bibit umur 9 – 12 bulan
diperlukan air 3 – 4 liter/hari. Dalam hal ini maka perlu diperhatikan keadaan
curah hujan, apabila curah hujan cukup (>8 mm/hari) maka tidak perlu
dilakukan penyiraman.
Pengaruh defisit air juga tergantung dari kemampuan tanah mengikat
air (water holding capacity) yang berbeda-beda untuk setiap jenis tanah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain : kandungan liat (tekstur), kandungan
bahan organik, topografi adalah tanah bertekstur pasir mempunyai kemampuan
menahan air rendah, karena kandungan liat tanah rendah. Sebaliknya tanah-tanah
yang mempunyai kandungan liat yang tinggi mempunyai kemampuan menahan air cukup
tinggi. Tanah-tanah dengan kemampuan menahan air rendah memerlukan frekuensi
pengairan yang lebih tinggi.
Salah satu cara untuk
mengetahui pengaruh curah hujan (kebutuhan air)
terhadap tanaman kelapa sawit adalah dengan mengetahui jumlah defisit
air.
.
V.
ALAT DAN BAHAN
A.
Alat
Alat tulis dan
kalkulator
B.
Bahan
Data
curah hujan (mm) dan hari hujan Kec. Karang sari dari tahun 2000 – 2009.
VI.
CARA KERJA
Defisit air dihitung berdasarkan keseimbangan air
tanah dan tanaman. Keseimbangan air tanah dan tanaman sangat tergantung pada
persediaan air, curah hujan, dan evapotranspirasi. Untuk menghitung defisit air
diperlukan data meteorologi sebagai berikut :
1.
Curah hujan
a.
Jumlah hari
hujan/bulan
b.
Total curah
hujan (mm)/bulan
2.
Evapotranspirasi
Evapotranspirasi
adalah penguapan air melalui permukaan tanah dan melalui tanaman.
Evapotranspirasi didasarkan pada jumlah hari hujan (merupakan rata – rata).
a.
Evapotranspirasi
= 150 mm jika hari hujan < 10 hari.
b.
Evapotranspirasi
= 120 mm jika hari hujan > 10 hari.
3.
Persediaan
air
a.
Persediaan
air maksimum adalah 200 mm, merupakan kemampuan maksimal tanah untuk mengikat air.
b.
Jika
keseimbangan air untuk bulan tertentu > 200 mm maka cadangan akhir (CA) untuk bulan tersebut adalah 200 mm.
c.
Jika
keseimbangan air untuk bulan tertentu < 200 mm maka keseimbangan air
tersebut menjadi cadangan akhir (CA) untuk bulan tersebut.
d.
Jika
keseimbangan air adalah minus maka cadangan akhir (CA) adalah 0 mm. Cadangan
akhir (CA) untuk bulan tersebut menjadi cadangan bulan ini (CB) untuk bulan
berikutnya.
VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini,
akan dipelajari cara menghitung defisit air pada suatu wilayah. Dari hal
tersebut, maka diperlukan data curah hujan dan data hari hujan suatu wilayah
minimal selama sepuluh tahun. Pada praktikum kali ini, kelompok kami mendapat
data curah hujan dan data hari hujan Kecamatan Karangsari. Langkah yang pertama
adalah menghitung defisit air pertahun, setelah itu seluruh defisit air setiap
tahun dijumlahkan kemudian dibagi sepuluh tahun. Semua praktikan telah
diberikan tabel perhitungan defisit air untuk setiap tahunnya. Karena untuk
mengetahui defisit air selama sepuluh tahun tersebut, terlebih dahulu dihitung
defisit air setiap tahun. Daftar tabel tesebut terdiri dari bulan, jumlah hari
hujan, curah hujan, cadangan bulan ini, evapotranspirasi, keseimbangan air,
cadangan akhir, drainase, dan defisit air.
Apabila jumlah hari hujan
> 10 hari maka evapotranspirasinya 120 mm, dan apabila jumlah hari hujannya
< 10 hari maka evapotranspirasinya 150 mm. Kemudian jika keseimbangan air
> 200 mm, maka cadangan akhir untuk bulan tersebut adalah 200 mm. Jika
keseimbangan air untuk bulan tertentu < 200 mm maka keseimbangan air
tersebut menjadi cadangan akhir untuk bulan tersebut. Jika keseimbangan air
adalah minus maka cadangan airnya adalah 0 mm, cadangan akhir untuk bulan
tersebut menjadi cadangan bulan ini untuk bulan berikutnya.
Kemudian untuk mengisi
kolom evaportranspirasi, jumlah hari hujan ditambah curah hujan dan dikurangi
cadangan bulan ini. Apabila ada keseimbanga air yang minus, maka itulah defisit
air untuk bulan tersebut, tetapi apabila tidak minus maka tidak terjadi defisit
pada bulan tersebut. Dan untuk yang terkhir menghitung defisit air pertahun
adalah jumlahkan seluruh defisit air setiap bulannya. Lalu setelah semua jumlah
defisit ait setiap tahun telah diketahui, jumlahkan semuanya kemudian dibagi sepuluh.
Hasil tersebut merupakan defisit air pada daerah tersebut.
Daerah yang memiliki defisit air > 200 mm,
tidak cocok untuk tanaman kelapa sawit, karena kelapa sawit defisit airnya
harus < 200 mm. Defisitair pada tanaman kelapa sawit akan mempengaruhi
proses kematangantandanbungasehinggaakanmengurangijumlahtandanbuahsegar yang
akandihasilkan. Penurunan produksi
kelapa sawit tidak akan terjadi langsung pada bulan berikutnya, tetapi akan
nampak 26 bulan kemudian. Setiap bibit umur 0 – 9 bulan memerlukan 0,1 – 0,25 liter air untuk setiap penyiraman
dilakukan 2 x sehari, yaitu pagi dan sore hari. Sedangkan untuk bibit umur 9 –
12 bulan diperlukan air 3 – 4 liter/hari. Mengingat pentingnya air bagi tanaman
kelapa sawit, maka sejak masih di pembibitan sudah harus diperhitungkan ada
tidaknya sumber air yang memungkinkan memperoleh air dengan mudah.
IX.
KESIMPULAN
1.
Defisit air yang mencapai 200 mm per tahun atau
lebih akan berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit.
2.
Untuk menghitung defisit air diperlukan data hari
hujan dan curah hujan suatu wilayah minimal selama 10 tahun.
3.
Air berfungsi sebagai pelarut dan medium untuk
absorbsi unsur hara dari dalam tanah.
4.
Penurunan produksi kelapa sawit tidak akan
langsung terjadi pada bulan berikutnya, tetapi akan tampak 26 bulan kemudian.
5.
Agar tanaman kelapa sawit tidak mengalami defisit
air, maka sejak masih dipembibitan sudah harus diperhitungkan ada tidaknya
sumber air.
DAFTAR PUSTAKA
Abjamin Ahmad Nasri. 1978. BeberapaAlatPengukurCuaca
di stasiun
KlimatologiPertanian.FakultasPertanianInstitutPertanian Bogor.
Anonim,
2013.Buku Klimatologi PertanianInsitutPertanian
STIPER.
Institut
Benyamin, Lakitan. 1949. Dasar –
dasarKlimatologi. PT. Raja GrapindoPersada
Jakarta.
Kusumastuti,Umi;Mu’in Abdul;Nugraha Tri Budi Santosa,2012.Petunjuk
Praktikum Klimatologi Pertanian.Institut Pertanian
STIPER.Yogyakarta.
Wisnubroto,
S. 1981.Modifikasi Unsur Iklim Untuk Mendekati Persyaratan
Optimal
Bagi Tanaman. Fakultas
Pertanian. UGM, Yogyakarta.
Mengeahui Yogyakarta, 3 April 2014
Co.
Ass Praktikan
(Muslim)
(Sigit Wibowo)
LAPORAN
RESMI PRAKTIKUM
KLIMATOLOGI
PERTANIAN

Disusun Oleh :
Nama
: Sigit Wibowo
Nim : 13/15809/BP_SPKS
Kelas : SPKS H
Jurusan : Budidaya Pertanian
Acara
V : Menghitung
Defisit Air Di Kebun Kelapa Sawit
Co.ass
: Muslim
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT
PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar