LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KULTUR JARINGAN
DISUSUN OLEH
Nama : Sigit Wibowo
NIM : 13/15809/BP
Kelas : SPKS-H
Jurusan : Budidaya Pertanian
Kelompok : VII
Acara I : Persiapan
Alat
Co.Ass : Irpan Hardiyanto
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
I.
ACARA I :
Persiapan Alat
II.
TANGGAL : 28 Agustus 2014
III.
TUJUAN :
1. Pengenalan alat, bahan dan prosedur persiapan alat
di dalam laboratorium kultur jaringan.
2. Mampu mengelola persiapan peralatan dan bahan dalam
perkerjaan di laboratorium kultur jaringan.
IV.
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai syarat mutlak suksesnya
kultur jaringan tanaman, biasanya sterilisasi dilakukan dengan menggunakan
autoklaf. Bahkan autoklaf juga dapat digunakan untuk sterilisasi media tumbuh
kultur jaringan. Tipe autoklaf yang dapat digunakan untuk sterilisasi sangatlah
beragam macamnya, mulai dari yang sederhana sampai digital (terprogram)
(Gunawan, 1988).
Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari
pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat
menggunakan kompor atau api Bunsen. Dengan autoklaf sederhana ini, tekanan dan
temperatur diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan dari autoklaf ini
adalah bahwa perlu adanya penjagaan dan pengaturan panas secara manual dan terkontrol,
selama masa sterilisasi dilakukan. Tetapi autoklaf ini mempunyai keuntungan,
yaitu: lebih sederhana sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari
aliran listrik yang sering merupakan problema untuk negara-negara yang sedang
berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf
Autoklaf
yang lebih komplit menggunakan sumber energi dari listrik. Alatnya dilengkapi
dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan dengan baik.
Maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Kelemahannya
adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan persiapan media
menjadi sia-sia dan kemungkinan menyebabkan kerusakkan total pada autoklaf.
Sebagai sumber uap, juga berasal dari air yang ditambahkan ke dalam autoklaf
dan didihkan.
Biasanya untuk laboratorium komersial, menurut Gunawan
(1988), diperlukan autoklaf dengan kapasitas besar dan sumber uap biasanya dari
boiler yang terpisah. Autoklaf ini sangat cepat dan dapat diprogam waktu
sterilisasi serta waktu pendinginan. Setelah sterilisasi bahan atau alat
selesai, temperatur dan tekanan autoklaf diturunkan secara perlahan-lahan dalam
waktu 15-20 menit. Pada autoklaf yang programmable (memiliki program yang dapat
diatur), panas ini diatur secara atomatis. Tetapi pada autoklaf yang sederhana
hal ini harus diatur secara manual.
V.
ALAT &
BAHAN
1. Meja kerja,Laminar air Flow cabinet,Entkas kaca.
2. Lampu UV
3. Lap / Serbet bersih
4. Penyemprotan alcohol
5. Erlenmeyer
6. Botol kultur
7. Gelas kultur
8. Pipet
9. Skalpel/ Blade
10. Pinset
11. Alkohol
12. Air
13. Formalin
14. Kertas saring
15. Gunting
16. Kertas paying
17. Cutter.
VI.
CARA KERJA
1. Sterilisasi Ruangan.
·
Dinding Ruang Dibersihkan Dengan lap basah serta Detergent, kemudian
dilap dengan Clorox, gterakhir dengan alcohol
·
Lantai dibersihkan dari debu serta di pel dengan karbol
·
Ruang yang dipasang lampuUV, dapat dinyalakan beberapa jam sebelum ruang
dipakai.
2. Sterilisasi meja dalam ruang steril
·
Meja yang digunakan disterilisasikan dengan cara mengusap meja dengan
serbet yang telah dibasai dengan alcohol 70%.
3. Sterilisasi laminar air flow (LA F) atau entkas
·
Laminar air flow : seluruh permukaan diusap dengan kain yang telah
dibasahi alkoho 70% . Paling lambat !jam sebelum dipergunakan. LAF
disterilisasikan dengan lampu UV. Pada waktu dipergunakan, yakinlah bahwa
alcohol telah menguap semua, karena alkoholsangat mudah terbakar.
·
Entkas: Disemprot atau diusap dengan kain yang dibasahi dengan alcohol
70% : selain iu dapat pula diberi uap dari formalin tablet, suatu hari sebelum
dipergunakan. Pada waktu dipergunakan, formalin tablet harus ditutup (dalam
petriadish).
4. Sterilisasikan alat-alat gelas
·
Labu Erlenmeyer dan botol kultur yang akan dipergunakan harus dicuci
bersih, setelah kering, mulut labu/botol ditutup dengan alumunium foil, palstik,
sumbat karet yang ditutup lagi dengan dengan al foil. Cawan petridish, saklpel
dan piset dibungkus dengan kertas paying. Semua alat tersebut dimasukkan ke
dalam autoclave selama 15 menit-20 menit dengan suhu 121 C dengan tekanan 1,2
atm. Setelah disterilisasikan,disimpan dalam ruang yang bersih.
VII.
HASIL
PENGAMATAN
1. Dibersihkan LAF/ entkas dengan lap
kain/tissue dengan larutan alcohol pada sisi luar dan dalam.
Gambar
|
Keterangan
|
|
Eksplan dilap dengan tissue/ kain lap pada bagian luar dan
dalam.
|
2. Dibungkus Petridish, pinset, dan
scalpel dengan kertas pembungkus wanra cokelat. Untuk petridish lama yang sudah
sobek kertas pembungkusnya diganti baru yang tidak sobek.
Gambar
|
Keterangan
|
|
Pinset, scalpel, dan petridish
dibungkus dengan kertas bungkus warna cokelat.
|
3. Botol kultur dan petridish, pinset,
dan scalpel yang sudah dibungkus dimasukkan dalam autoklaf untuk disterilisasi.
Gambar
|
Keterangan
|
|
Botol kultur, petridish, scalpel,
dan pinset di masukkan dalam autoklaf.
|
4. Autoklaf dihidupkan dan alat
diseterilisasi selama 60 menit sampai suhu 1210C dengan tekanan 1,2
atm.
Gambar
|
Keterangan
|
|
Pensterilisasian pada autoklaf
selama 60 menit, dengan suhu 1210C dan tekanan 1,2 atm.
|
5. Setelah disterilisasi, botol kultur,
petridish, pinset, dan scalpel disimpan di rak dalam ruang kultur dan bagian
luar rak ditutup dengan plastik.
Gambar
|
Keterangan
|
|
Autoklaf dibuka dan ditunggu
sampai uapnya hilang. Lalu alat dikelkuarkan dan dipindah.
|
VIII.
PEMBAHASAN
Dalam
praktikum dilakukan sterilisasi pada ruangan yang bertujuan agar ruangan bebas
dari patogen dan debu. Pada entkas dilakukan sterilisasi dilap dengan tissue
yang dibasahi dengan alkohol agar dalam kondisi bebas patogen. Sterilisasi pada
entkas dilakukan pada bagian luar dan dalam entkas. Dalam sterilisasi alat yang
meliputi scalpel, pinset, dan petridish dibungkus dengan kertas cokelat agar
setelah selesai di sterilisasi patogen tidak dapat masuk/ menempel pada alat
tersebut.
Alat-alat yang digunakan harus dalam
keadaan steril. Karena kondisi yang steril akan menentukan berhasil tidaknya
suatu kegiatan kultur jaringan. Karena jika kondisinya tidak steril, maka akan
mudah terkena kontaminasi sehingga kemampuan totipotensi sel akan terhambat.
Alat-alat logam dan gelas yang digunakan pada saat penanaman dapat disterilkan
dalam autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan
dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam bacticinerator ataupun pembakar
bunsen.
Menurut Anonim (2009), khusus untuk
skalpel, gagangnya dapat disterilkan dengan pemanasan, namun mata pisaunya
(blade) dapat menjadi tumpul bila dipanaskan dalam temperature tinggi. Oleh
karena itu untuk mata pisaunya dianjurkan cara sterilisasi dengan pencelupan
dalam alkohol atau larutan kaporit.
Pada prinsipnya, sterilisasi
autoclave menggunakan panas dan tekanan dari uap air. Temperature sterilasi
biasanya 1210C, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi
(pound per square inci) atau 1,2 atm. Lamanya sterilisasi tergantung dari
volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media
antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan.
Sterilisasi media yang terlalu lama
dapat menyebabkan : penguraian gula, degradasi vitamin dan asam-asam amino,
inaktifasi sitokinin zeatin riboside, dan perubahan pH yang berakibatkan
depolimerisasi agar.
Autoklaf gas atau listrik portable
pada umumnya mempergunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke
dalam autoklaf, sedangkan autoklaf besar pada laboratorium komersil pada
umumnya menggunakan uap dari boiler sentral.
Sterilisasi Peralatan Kultur yaitu
pada botol bersih diberi beberapa tetes aquadest dan tutup dengan kertas atau
aluminium foil (jangan terlalu kencang bila menggunakan aluminium foil). Untuk
botol-botol yang mempunyai tutup yang autoclaveable, jangan tutup terlalu
kencang, karena selama pemanasan terjadi pemuaian.
IX.
KESIMPULAN
Pada
praktikum kali ini dapat di ambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Alat-alat yang digunakan harus dalam
keadaan steril. Karena kondisi yang steril akan menentukan berhasil tidaknya
suatu kegiatan kultur jaringan.
2. Sterilisasi autoclave menggunakan Temperature
sterilasi sebesar 1210C, dan tekanan yang digunakan 1,2 atm.
3. Sterilisasi media yang terlalu lama
dapat menyebabkan : penguraian gula, degradasi vitamin dan asam-asam amino,
inaktifasi sitokinin zeatin riboside, dan perubahan pH yang berakibatkan
depolimerisasi agar.
4. Botol bersih diberi beberapa tetes
aquadest dan tutup dengan kertas atau aluminium foil (jangan terlalu kencang
bila menggunakan aluminium foil).
5. Alat-alat yang perlu disterilkan
sebelum penanaman adalah: pinset, gunting, gagang skalpel, kertas saring,
petri-dish, botol-botol kosong, jarum dan pipet.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2014. Buku Petunjuk praktikum kultur jaringan Pertanian.
Institut Pertanian
STIPER. Yogyakarta
Gunawan,
L.W. 1988. Teknik Kultur Jaringan. Bogor: Laboratorium Kultur Jaringan,
PAU Bioteknologi, IPB.
Rahardja,
P. C. 1995. Kultur Jaringan : Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern.
Penerbit Swadaya, Jakarta.
Sriyanti,
Daisy P. dan Ari Wijayani. 2002. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan
Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Kanisius, Yogyakarta.
Susilowati,
Ari. Shanti Listyawati. 2001. Keanekaragaman Jenis Mikroorganisme Sumber
Kontaminasi Kultur In vitro di Sub-Lab. Biologi Laboratorium MIPA Pusat UNS.
Mengetahui,
Co.Ass
( Irpan
Hariyanto)
|
Yogyakarta, 14
September 2014
Pratikan
( Sigit
Wibowo )
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar