Powered By Blogger

Jumat, 26 Desember 2014

kuljar 1

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KULTUR JARINGAN

 

DISUSUN OLEH

Nama               : Sigit Wibowo
NIM                : 13/15809/BP
Kelas               : SPKS-H
Jurusan            : Budidaya Pertanian
Kelompok       : VII
Acara   I           : Persiapan Alat
Co.Ass                        : Irpan Hardiyanto



FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
       I.            ACARA   I                                         : Persiapan Alat
    II.            TANGGAL                                       : 28 Agustus 2014
 III.            TUJUAN                                           :
1.      Pengenalan alat, bahan dan prosedur persiapan alat di dalam laboratorium kultur jaringan.
2.      Mampu mengelola persiapan peralatan dan bahan dalam perkerjaan di laboratorium kultur jaringan.

 IV.            TINJAUAN PUSTAKA
         Sebagai syarat mutlak suksesnya kultur jaringan tanaman, biasanya sterilisasi dilakukan dengan menggunakan autoklaf. Bahkan autoklaf juga dapat digunakan untuk sterilisasi media tumbuh kultur jaringan. Tipe autoklaf yang dapat digunakan untuk sterilisasi sangatlah beragam macamnya, mulai dari yang sederhana sampai digital (terprogram) (Gunawan, 1988).
Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau api Bunsen. Dengan autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan dari autoklaf ini adalah bahwa perlu adanya penjagaan dan pengaturan panas secara manual dan terkontrol, selama masa sterilisasi dilakukan. Tetapi autoklaf ini mempunyai keuntungan, yaitu: lebih sederhana sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema untuk negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf
Autoklaf yang lebih komplit menggunakan sumber energi dari listrik. Alatnya dilengkapi dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan dengan baik. Maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Kelemahannya adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan persiapan media menjadi sia-sia dan kemungkinan menyebabkan kerusakkan total pada autoklaf. Sebagai sumber uap, juga berasal dari air yang ditambahkan ke dalam autoklaf dan didihkan.
Biasanya untuk laboratorium komersial, menurut Gunawan (1988), diperlukan autoklaf dengan kapasitas besar dan sumber uap biasanya dari boiler yang terpisah. Autoklaf ini sangat cepat dan dapat diprogam waktu sterilisasi serta waktu pendinginan. Setelah sterilisasi bahan atau alat selesai, temperatur dan tekanan autoklaf diturunkan secara perlahan-lahan dalam waktu 15-20 menit. Pada autoklaf yang programmable (memiliki program yang dapat diatur), panas ini diatur secara atomatis. Tetapi pada autoklaf yang sederhana hal ini harus diatur secara manual.























    V.            ALAT & BAHAN
1.      Meja kerja,Laminar air Flow cabinet,Entkas kaca.
2.      Lampu UV
3.      Lap / Serbet bersih
4.      Penyemprotan alcohol
5.      Erlenmeyer
6.      Botol kultur
7.      Gelas kultur
8.      Pipet
9.      Skalpel/ Blade
10.  Pinset
11.  Alkohol
12.  Air
13.  Formalin
14.  Kertas saring
15.  Gunting
16.  Kertas paying
17.  Cutter.












           
 VI.            CARA KERJA
1.      Sterilisasi Ruangan.
·         Dinding Ruang Dibersihkan Dengan lap basah serta Detergent, kemudian dilap dengan Clorox, gterakhir dengan alcohol
·         Lantai dibersihkan dari debu serta di pel dengan karbol
·         Ruang yang dipasang lampuUV, dapat dinyalakan beberapa jam sebelum ruang dipakai.
2.      Sterilisasi meja dalam ruang steril
·         Meja yang digunakan disterilisasikan dengan cara mengusap meja dengan serbet yang telah dibasai dengan alcohol 70%.
3.      Sterilisasi laminar air flow (LA F) atau entkas
·         Laminar air flow : seluruh permukaan diusap dengan kain yang telah dibasahi alkoho 70% . Paling lambat !jam sebelum dipergunakan. LAF disterilisasikan dengan lampu UV. Pada waktu dipergunakan, yakinlah bahwa alcohol telah menguap semua, karena alkoholsangat mudah terbakar.
·         Entkas: Disemprot atau diusap dengan kain yang dibasahi dengan alcohol 70% : selain iu dapat pula diberi uap dari formalin tablet, suatu hari sebelum dipergunakan. Pada waktu dipergunakan, formalin tablet harus ditutup (dalam petriadish).
4.      Sterilisasikan alat-alat gelas
·         Labu Erlenmeyer dan botol kultur yang akan dipergunakan harus dicuci bersih, setelah kering, mulut labu/botol ditutup dengan alumunium foil, palstik, sumbat karet yang ditutup lagi dengan dengan al foil. Cawan petridish, saklpel dan piset dibungkus dengan kertas paying. Semua alat tersebut dimasukkan ke dalam autoclave selama 15 menit-20 menit dengan suhu 121 C dengan tekanan 1,2 atm. Setelah disterilisasikan,disimpan dalam ruang yang bersih.


VII.            HASIL PENGAMATAN

1.      Dibersihkan LAF/ entkas dengan lap kain/tissue dengan larutan alcohol pada sisi luar dan dalam.
Gambar
Keterangan
Eksplan dilap dengan tissue/ kain lap pada bagian luar dan dalam.

2.      Dibungkus Petridish, pinset, dan scalpel dengan kertas pembungkus wanra cokelat. Untuk petridish lama yang sudah sobek kertas pembungkusnya diganti baru yang tidak sobek.
Gambar
Keterangan
Pinset, scalpel, dan petridish dibungkus dengan kertas bungkus warna cokelat.

3.      Botol kultur dan petridish, pinset, dan scalpel yang sudah dibungkus dimasukkan dalam autoklaf untuk disterilisasi.
Gambar
Keterangan
Botol kultur, petridish, scalpel, dan pinset di masukkan dalam autoklaf.

4.      Autoklaf dihidupkan dan alat diseterilisasi selama 60 menit sampai suhu 1210C dengan tekanan 1,2 atm.
Gambar
Keterangan
Pensterilisasian pada autoklaf selama 60 menit, dengan suhu 1210C dan tekanan 1,2 atm.

5.      Setelah disterilisasi, botol kultur, petridish, pinset, dan scalpel disimpan di rak dalam ruang kultur dan bagian luar rak ditutup dengan plastik.
Gambar
Keterangan
Autoklaf dibuka dan ditunggu sampai uapnya hilang. Lalu alat dikelkuarkan dan dipindah.








VIII.            PEMBAHASAN
Dalam praktikum dilakukan sterilisasi pada ruangan yang bertujuan agar ruangan bebas dari patogen dan debu. Pada entkas dilakukan sterilisasi dilap dengan tissue yang dibasahi dengan alkohol agar dalam kondisi bebas patogen. Sterilisasi pada entkas dilakukan pada bagian luar dan dalam entkas. Dalam sterilisasi alat yang meliputi scalpel, pinset, dan petridish dibungkus dengan kertas cokelat agar setelah selesai di sterilisasi patogen tidak dapat masuk/ menempel pada alat tersebut.
Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan steril. Karena kondisi yang steril akan menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan kultur jaringan. Karena jika kondisinya tidak steril, maka akan mudah terkena kontaminasi sehingga kemampuan totipotensi sel akan terhambat. Alat-alat logam dan gelas yang digunakan pada saat penanaman dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam bacticinerator ataupun pembakar bunsen.
Menurut Anonim (2009), khusus untuk skalpel, gagangnya dapat disterilkan dengan pemanasan, namun mata pisaunya (blade) dapat menjadi tumpul bila dipanaskan dalam temperature tinggi. Oleh karena itu untuk mata pisaunya dianjurkan cara sterilisasi dengan pencelupan dalam alkohol atau larutan kaporit.
Pada prinsipnya, sterilisasi autoclave menggunakan panas dan tekanan dari uap air. Temperature sterilasi biasanya 1210C, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1,2 atm. Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan.
Sterilisasi media yang terlalu lama dapat menyebabkan : penguraian gula, degradasi vitamin dan asam-asam amino, inaktifasi sitokinin zeatin riboside, dan perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar.
Autoklaf gas atau listrik portable pada umumnya mempergunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf, sedangkan autoklaf besar pada laboratorium komersil pada umumnya menggunakan uap dari boiler sentral.
Sterilisasi Peralatan Kultur yaitu pada botol bersih diberi beberapa tetes aquadest dan tutup dengan kertas atau aluminium foil (jangan terlalu kencang bila menggunakan aluminium foil). Untuk botol-botol yang mempunyai tutup yang autoclaveable, jangan tutup terlalu kencang, karena selama pemanasan terjadi pemuaian.






















 IX.            KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat di ambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1.      Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan steril. Karena kondisi yang steril akan menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan kultur jaringan.
2.      Sterilisasi autoclave menggunakan Temperature sterilasi sebesar 1210C, dan tekanan yang digunakan 1,2 atm.
3.      Sterilisasi media yang terlalu lama dapat menyebabkan : penguraian gula, degradasi vitamin dan asam-asam amino, inaktifasi sitokinin zeatin riboside, dan perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar.
4.      Botol bersih diberi beberapa tetes aquadest dan tutup dengan kertas atau aluminium foil (jangan terlalu kencang bila menggunakan aluminium foil).
5.      Alat-alat yang perlu disterilkan sebelum penanaman adalah: pinset, gunting, gagang skalpel, kertas saring, petri-dish, botol-botol kosong, jarum dan pipet.













DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2014. Buku Petunjuk praktikum kultur jaringan Pertanian.
Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta
Gunawan, L.W. 1988. Teknik Kultur Jaringan. Bogor: Laboratorium Kultur Jaringan, PAU Bioteknologi, IPB.
Rahardja, P. C. 1995. Kultur Jaringan : Teknik Perbanyakan Tanaman Secara Modern. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Sriyanti, Daisy P. dan Ari Wijayani. 2002. Teknik Kultur Jaringan : Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern. Kanisius, Yogyakarta.
Susilowati, Ari. Shanti Listyawati. 2001. Keanekaragaman Jenis Mikroorganisme Sumber Kontaminasi Kultur In vitro di Sub-Lab. Biologi Laboratorium MIPA Pusat UNS.








     Mengetahui,
           Co.Ass



( Irpan Hariyanto)
                                   Yogyakarta,  14 September 2014
                                   Pratikan



                                          ( Sigit Wibowo )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar