Powered By Blogger

Jumat, 26 Desember 2014

kuljar 3

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KULTUR JARINGAN

 

DISUSUN OLEH

Nama               : Sigit Wibowo
NIM                : 13/15809/BP
Kelas               : SPKS-H
Jurusan            : Budidaya Pertanian
Kelompok       : VII
Acara   III        : Pembuatan Media MS
Co.Ass                        : Irpan Hariyanto



FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
       I.            ACARA  III                                       : Pembuatan Media MS
    II.            TANGGAL                                       : 28 Agustus 2014
 III.            TUJUAN                                           :
1.      Pengenalan prosedur pembuatan media MS sampai siap pakai.
2.      Mampu melakukan pekerjaan pembuatan media MS dari larutan stok yang telah dibuat.
 IV.            TINJAUAN PUSTAKA
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkannya dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali (Sany, 2007).
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf (Anonim, 2008).
Sebelum membuat media, terlebih dahulu dilakukan pembuatan larutan stok. Larutan stok dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan bahan-bahan kimia khususnya yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu sering menimbang karena hal ini kurang praktis. Larutan stok disimpan di dalam lemari pendingin agar tidak mudah rusak dan mencegah terdegradasinya bahan-bahan kimia oleh mikroba penyebab kontaminasi. Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan cennat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan di lemari es, dan larutan stok yang terkontaminasi tidak boleh digunakan lagi (Hendaryono dan Wijayani, 2002). 
Hormon adalah bahan organik yang disintesa pada jaringan tanaman. Hormon diperlukan dalam konsentrasi rendah untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Banyak molekul sintetis organik yang telah dikenal memiliki aktivitas serupa hormon. Senyawa sintetis dan hormon yang secara alami ada, dikenal dengan sebutan zat pengatur tumbuh (Heddy, 1991). 
Zat pengatur tumbuh (ZPT) yang digunakan pada media disimpan dalam gelap pada refrigerator sebagai larutan stok. Sedikit volume (misalnya 50 mL) larutan stok mengandung 1 mg mL-1 ZPT dapat disimpan untuk beberapa lama. Kestabilan zpt bervariasi: kinetin dan IAA tidak stabil pada kondisi cahaya, sehingga biasanya disimpan pada botol berwarna gelap. Juga, IAA kehilangan aktivitasnya pada larutan aqueous sehingga larutan stok IAA sebaiknya tidak disimpan dalam jangka waktu yang lama (Gunawan ,2001).
Auxin (IAA) dalam budidaya jaringan berperan dalam mempengaruhi perkembangan dan pembesaran sel, sehingga tekanan dinding sel terhadap protoplasma berkurang, hal ini mengakibatkan protoplast dapat mengabsorbsi air di sekitar sel, sehingga sel menjadi panjang terutama sel-sel di bagian maristem. Di sisi lain NAA dapat juga mendorong terbentuknya sejumlah sel yang cukup banyak tetapi tidak membelah, kumpulan dari sel ini yang disebut kalus. Kalus terbentuk karena terjadinya penumpukan sel-sel yang mengembang akibat dari masuknya air, unsur hara dan ZPT ke dalam sel, semua bahan tersebut tidak dapat disebarkan ke seluruh tubuh tanaman seperti akar, batang, dan daun, sehingga berkumpul di satu titik (Mariska dan Purnamaningsih, 2001)



    V.            ALAT & BAHAN
a.       Alat
1.      Gelas ukur
2.      Spuit
3.      Stick pH
4.      Botol kultur
5.      Erlenmeyer
6.      Gelas piala 1 L atau 2 L
7.      Pengaduk kaca
8.      Neraca digital
9.      Kertas kalkir
10.  Petridish


















           
 VI.            CARA KERJA
1.    Menyiapkan gelas piala yang diisi dengan aquades secukupnya sebagai pelarut (volume akhir tidak melebihi volume yang dikehendaki),
2.    Setelah itu diletakkan di atas hot plate magnetic stirrer, kemudian stirrer dihidupkan.
3.      Disiapkan stok-stok dan zat pengatur tumbuh. Masing-masing stok unsur hara diambil sesuai volume yang tertera pada massing-masing botol stok (disesuaikan dengan volume media yang akan dibuat), dimasukkan ke dalam gelas piala sesuai dengan urutannya.
4.     pH diukur hingga mencapai 5,7-5,8, bila terlalu asam dapat ditambahkan NaOH, dan bila terlalu basa ditambahkan HCl.
5.     Aquades ditambahkan sampai volume yang dikehendaki, kemudian ditambahkan agar dan pemanas pada hot plate magnetic stirrer dinyalakan, tunggu sampai larutan masak dan homogen.
6.     Botol-botol sebagai tempat media disiapkan. Media yang telah masak dituang ke dalam botol-botol media, kemudian tutup dengan menggunakan tutup plasstik atau alumunium foil.
7.    Media disterilkan dengan autoklaf dengan suhu 1200 C dan tekanan 1 atm selama 20-25 menit. Media tanam siap digunakan. 












VII.            HASIL PENGAMATAN

1.      Tambahkan aquadest sampai volume 1 liter

2.      Pengukuran pH larutan

3.      Tambahkan agar 12 gram stelah mendidik dan aduk selama 60 menit





VIII.            PEMBAHASAN
Pembuatan media MS dengan larutan stok dilakukan dengan pengenceran. Untuk itu perlu diketahui kebutuhan volume larutan stok. Langkah petama siapkan larutan aquades sebanyak 300 ml pada labu takar 1 liter. Kemudian tambahkan larutan stok sesuai pengenceran. Stok A sebanyak 20 ml, Stok B sebanyak 20 ml, Stok C sebanyak 10 ml, Stok D sebanyak 10 ml, Stok E sebanyak 5 ml, Stok F1 sebanyak 5 ml, Stok F2 sebanyak 1 ml, vitamin sebanyak 1 ml, dan Myo Inositol 10 ml. saat penambahan larutan aduk sampai penambahan larutan selesai agar pada larutan tidak ada endapan.
Setelah penambahan larutan stok tambah gula sebanyak 30 gram sambil mengaduk dan tambahkan aquades sampai larutan mencapai 1 liter. Setelah penambahan dan larutan rata ukur pH larutan, jika mencapai pH 5,6-5,8 maka larutan sudah siap untuk digunakan. Langkah selanjutnya adalah pemanasan latrutan tersebut sampai mendidih.
Masukkan 12 gram agar kedalamnnya saat mendidih dan aduk selam 60 menit sampai larutan berubah warna menjadih bening atau jernih. Tunggu sampai larutan agak dingin kemudian ambil larutan tersebut dengan memegang kain. Setelah itu masukkan larutan pada botol kultur yang telah di sterilkan pada tekanan 1,5 atm sebanyak 15 ml/wadah. Botol kultur ditutup rapan dengan penutup yang telah disediakan dengan penutup botol kultur yang telah dibersihkan dan dikeringkan untuk menjaga agar tidak dimasuki oleh mikroorganisme. Botol- botol yang telah diisi dan ditutup rapat diletakkan pada bak penampung dan di susun secara rata.  Kemudia bak tersebut disimpan pada tempat yang telah disterilkan. Penyimpanan bertujuan untuk membuat media tanam siap untuk menjadi media tanam. Media yang dibuat mampunya kadar hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh calon tanaman kultul.



 IX.            KESIMPULAN
Dari acara praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.      Pembersihan alat bertujuan agar alat yang digunakan terjaga kebersihannya.
2.      Botol berisi larutan ditutup agar tidak terkena udara luar.
3.      Larutan stok bertujuan untuk membuat media memiki zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman saat digunakan sebagai media kultur.
4.      Pemanasan yang dilakukan agar larutan tercampur merata.
5.      pH yang dibutukan untuk larutan stok 5,6- 5,8.





















DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2014. Buku Petunjuk praktikum kultur jaringan Pertanian.
Institut Pertanian STIPER. Yogyakarta
George, E. T and P. O. Sherington. 1984. Plant Popagation by Tissue Culture Handbook                     And Directory Comercil Collaboration. Exogetis Ltd, England.Hendaryono dan Ir Ari Wijayani, 2007. Teknik Kultur Jaringan.Marlin, dkk. 2012. Penuntun Praktikum          Kultur Jaringan. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Nugroho, A dan H. Sugianto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tehnik Kultur Jaringan.   Penebar Swadaya, Jakarta.
Wattimena, G. A. 1992. Bioteknologi Tanaman. IPB, Bogor.










     Mengetahui,
           Co.Ass




( Irpan Hariyanto)
                                Yogyakarta,  14 September 2014
                                   Pratikan




                                      ( Sigit Wibowo )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar