LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KULTUR JARINGAN
DISUSUN OLEH
Nama : Sigit Wibowo
NIM : 13/15809/BP
Kelas : SPKS-H
Jurusan : Budidaya Pertanian
Kelompok : VII
Acara III :
Pembuatan Media MS
Co.Ass : Irpan Hariyanto
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN
STIPER
YOGYAKARTA
2014
I.
ACARA III :
Pembuatan Media
MS
II.
TANGGAL : 28 Agustus 2014
III.
TUJUAN :
1. Pengenalan prosedur pembuatan media MS sampai siap
pakai.
2. Mampu melakukan pekerjaan pembuatan media MS dari
larutan stok yang telah dibuat.
IV.
TINJAUAN PUSTAKA
Kultur
jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkannya
dalam keadaan aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri
dan beregenerasi menjadi tanaman utuh kembali (Sany, 2007).
Media
merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi
media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak.
Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.
Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain.
Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya
maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.
Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.
Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan
autoklaf (Anonim, 2008).
Sebelum membuat media, terlebih dahulu dilakukan pembuatan larutan stok.
Larutan stok dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan bahan-bahan
kimia khususnya yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu sering menimbang
karena hal ini kurang praktis. Larutan stok disimpan di dalam lemari pendingin
agar tidak mudah rusak dan mencegah terdegradasinya bahan-bahan kimia oleh
mikroba penyebab kontaminasi. Pembuatan larutan stok harus dilakukan dengan
cennat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan di
lemari es, dan larutan stok yang terkontaminasi tidak boleh digunakan lagi
(Hendaryono dan Wijayani, 2002).
Hormon adalah bahan organik yang disintesa pada jaringan tanaman. Hormon
diperlukan dalam konsentrasi rendah untuk mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Banyak molekul sintetis organik yang telah dikenal
memiliki aktivitas serupa hormon. Senyawa sintetis dan hormon yang secara alami
ada, dikenal dengan sebutan zat pengatur tumbuh (Heddy, 1991).
Zat pengatur
tumbuh (ZPT) yang digunakan pada media disimpan dalam gelap pada refrigerator
sebagai larutan stok. Sedikit volume (misalnya 50 mL) larutan stok mengandung 1
mg mL-1 ZPT dapat disimpan untuk beberapa lama. Kestabilan zpt bervariasi:
kinetin dan IAA tidak stabil pada kondisi cahaya, sehingga biasanya disimpan
pada botol berwarna gelap. Juga, IAA kehilangan aktivitasnya pada larutan
aqueous sehingga larutan stok IAA sebaiknya tidak disimpan dalam jangka waktu
yang lama (Gunawan ,2001).
Auxin (IAA) dalam budidaya jaringan berperan dalam
mempengaruhi perkembangan dan pembesaran sel, sehingga tekanan dinding sel
terhadap protoplasma berkurang, hal ini mengakibatkan protoplast dapat
mengabsorbsi air di sekitar sel, sehingga sel menjadi panjang terutama sel-sel
di bagian maristem. Di sisi lain NAA dapat juga mendorong terbentuknya sejumlah
sel yang cukup banyak tetapi tidak membelah, kumpulan dari sel ini yang disebut
kalus. Kalus terbentuk karena terjadinya penumpukan sel-sel yang mengembang
akibat dari masuknya air, unsur hara dan ZPT ke dalam sel, semua bahan tersebut
tidak dapat disebarkan ke seluruh tubuh tanaman seperti akar, batang, dan daun,
sehingga berkumpul di satu titik (Mariska dan Purnamaningsih, 2001)
V.
ALAT &
BAHAN
a. Alat
1. Gelas ukur
2. Spuit
3. Stick pH
4. Botol kultur
5. Erlenmeyer
6. Gelas piala 1 L atau 2 L
7. Pengaduk kaca
8. Neraca digital
9. Kertas kalkir
10. Petridish
VI.
CARA KERJA
1. Menyiapkan
gelas piala yang diisi dengan aquades secukupnya sebagai pelarut (volume akhir
tidak melebihi volume yang dikehendaki),
2. Setelah itu
diletakkan di atas hot plate magnetic stirrer, kemudian stirrer dihidupkan.
3. Disiapkan stok-stok dan zat pengatur
tumbuh. Masing-masing stok unsur hara diambil sesuai volume yang tertera pada
massing-masing botol stok (disesuaikan dengan volume media yang akan dibuat),
dimasukkan ke dalam gelas piala sesuai dengan urutannya.
4. pH diukur
hingga mencapai 5,7-5,8, bila terlalu asam dapat ditambahkan NaOH, dan bila
terlalu basa ditambahkan HCl.
5. Aquades
ditambahkan sampai volume yang dikehendaki, kemudian ditambahkan agar dan
pemanas pada hot plate magnetic stirrer dinyalakan, tunggu sampai larutan masak
dan homogen.
6. Botol-botol
sebagai tempat media disiapkan. Media yang telah masak dituang ke dalam
botol-botol media, kemudian tutup dengan menggunakan tutup plasstik atau alumunium
foil.
7. Media
disterilkan dengan autoklaf dengan suhu 1200 C dan tekanan 1 atm selama 20-25
menit. Media tanam siap digunakan.
VII.
HASIL
PENGAMATAN
1. Tambahkan aquadest sampai
volume 1 liter
2. Pengukuran pH larutan
3. Tambahkan agar 12 gram stelah
mendidik dan aduk selama 60 menit
VIII.
PEMBAHASAN
Pembuatan
media MS dengan larutan stok dilakukan dengan pengenceran. Untuk itu perlu
diketahui kebutuhan volume larutan stok. Langkah petama siapkan larutan aquades
sebanyak 300 ml pada labu takar 1 liter. Kemudian tambahkan larutan stok sesuai
pengenceran. Stok A sebanyak 20 ml, Stok B sebanyak 20 ml, Stok C sebanyak 10
ml, Stok D sebanyak 10 ml, Stok E sebanyak 5 ml, Stok F1 sebanyak 5 ml, Stok F2
sebanyak 1 ml, vitamin sebanyak 1 ml, dan Myo Inositol 10 ml. saat penambahan
larutan aduk sampai penambahan larutan selesai agar pada larutan tidak ada
endapan.
Setelah
penambahan larutan stok tambah gula sebanyak 30 gram sambil mengaduk dan
tambahkan aquades sampai larutan mencapai 1 liter. Setelah penambahan dan
larutan rata ukur pH larutan, jika mencapai pH 5,6-5,8 maka larutan sudah siap
untuk digunakan. Langkah selanjutnya adalah pemanasan latrutan tersebut sampai
mendidih.
Masukkan 12
gram agar kedalamnnya saat mendidih dan aduk selam 60 menit sampai larutan
berubah warna menjadih bening atau jernih. Tunggu sampai larutan agak dingin
kemudian ambil larutan tersebut dengan memegang kain. Setelah itu masukkan
larutan pada botol kultur yang telah di sterilkan pada tekanan 1,5 atm sebanyak
15 ml/wadah. Botol kultur ditutup rapan dengan penutup yang telah disediakan
dengan penutup botol kultur yang telah dibersihkan dan dikeringkan untuk
menjaga agar tidak dimasuki oleh mikroorganisme. Botol- botol yang telah diisi
dan ditutup rapat diletakkan pada bak penampung dan di susun secara rata. Kemudia bak tersebut disimpan pada tempat yang
telah disterilkan. Penyimpanan bertujuan untuk membuat media tanam siap untuk
menjadi media tanam. Media yang dibuat mampunya kadar hara makro dan mikro yang
dibutuhkan oleh calon tanaman kultul.
IX.
KESIMPULAN
Dari acara praktikum yang telah dilaksanakan, dapat
diambil kesimpulan bahwa :
1. Pembersihan alat
bertujuan agar alat yang digunakan terjaga kebersihannya.
2. Botol berisi larutan
ditutup agar tidak terkena udara luar.
3. Larutan stok
bertujuan untuk membuat media memiki zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman saat digunakan sebagai media kultur.
4. Pemanasan yang
dilakukan agar larutan tercampur merata.
5. pH yang dibutukan
untuk larutan stok 5,6- 5,8.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2014. Buku Petunjuk praktikum kultur jaringan Pertanian.
Institut Pertanian
STIPER. Yogyakarta
George, E. T and P. O. Sherington. 1984.
Plant Popagation by Tissue Culture Handbook And Directory Comercil Collaboration.
Exogetis Ltd, England.Hendaryono dan Ir Ari Wijayani, 2007. Teknik Kultur
Jaringan.Marlin, dkk. 2012. Penuntun Praktikum Kultur
Jaringan. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Nugroho, A dan H. Sugianto. 1997. Pedoman
Pelaksanaan Tehnik Kultur Jaringan. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Wattimena, G. A. 1992. Bioteknologi Tanaman.
IPB, Bogor.
Mengetahui,
Co.Ass
( Irpan
Hariyanto)
|
Yogyakarta,
14 September 2014
Pratikan
( Sigit Wibowo )
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar